Selasa, 21 Oktober 2008

Sebuah Nama Sebuah Cerita



Category: Music
Genre: Alternative Rock
Artist: Peterpan

Peterpan adalah band fenomenal yang pernah ada di Indonesia. Sejak kemunculannya tahun 2002 dalam sebuah album kompilasi "Kisah 2002 Malam" yang membuat ketiga lagu mereka yaitu "Sahabat", "Mimpi Yang Sempurna", dan "Taman Langit" menjadi lagu jagoan dan mendongkrak penjualan album ini sampai diatas 150.000 kopi, band beraliran pop dan alternative rock asal kota kembang ini mulai menunjukkan kiprahnya yang luar biasa dibelantika musik Indonesia.

Band yang pada awalnya beranggotakan Ariel, Uki, Loekman, Reza, Andika, dan Indra ini sudah mendapatkan sejumlah penghargaan sejak awal mereka mengeluarkan album pertama. Namun kekompakan dari para personel band ini terpecah diawal bulan November 2006 lalu, yang mengantarkan Andika dan Indra keluar dari Peterpan dan membentuk band baru bernama The Titans.

Penghargaan yang pernah diraih Peterpan tidak bisa dikatakan main-main. Band ini diantaranya meraih beberapa penghargaan bergengsi sebagai berikut :

Tahun 2002
- Rookie of the Year 2002 versi Majalah Hai

Tahun 2004
- Group Pendatang Baru Terngetop SCTV Music Award
- Triple Platinum Album Taman Langit
- Rekor MURI – Konser 6 Kota 24 Jam - 18 Juli 2004

Tahun 2005
- Best Favorite - Artis Indonesia MTV Asia Award - Februari 2005
- Album Pop Group Ngetop SCTV Music Award - Mei 2005
- Lagu Paling Ngetop, SCTV Music Award - Mei 2005
- Band Paling Ngetop di SCTV Award - Agustus 2005
- Penjualan Album Terbaik Sepanjang Tahun, MTV Music Award – September 2005
- Grup pop terbaik melalui lagu "Ada Apa Denganmu" AMI Awards 2005 - November 2005
- Lagu pop terbaik "Ada Apa Denganmu" AMI Awards 2005 - November 2005
- Band Pop alternatif terbaik melalui lagu "Kukatakan Dengan Indah" AMI Awards 2005 - November 2005
- Album Terbaik Bintang di Surga AMI Awards 2005 - November 2005
- Grafis desain album terbaik Bintang di Surga AMI Awards 2005 - November 2005
- Karya produksi terbaik Bintang di Surga AMI Awards 2005 - November 2005
- Anugerah Carta Era - Lagu Rock Pilihan & Carta Terbaik

Tahun 2006
- Best Favorite - Artis Indonesia MTV Asia Award - April 2006
- Album Pop Group Ngetop SCTV Music Award - Mei 2006

Album-album yang pernah dikeluarkan oleh Peterpan hingga kini :
- Taman Langit (2003)
- Bintang di Surga (2004)
- Hari yang Cerah (2007)
- The Best of - Sebuah Nama Sebuah Cerita (2008)
- Video Karaoke Peterpan - Sahabat Peterpan (2005)
- Ost. Alexandria (2005)

Album terbaru Peterpan bertajuk "The Best of - Sebuah Nama Sebuah Cerita" yang baru saja diliris di 8 Agustus 2008 ini merupakan album terakhir yang akan dikeluarkan oleh Peterpan sebelum mereka reinkarnasi membentuk band dengan nama baru. Album ini terdiri dari 2 CD berisikan 26 lagu dari album-album Peterpan sebelumnya ditambah 3 lagu baru dan 1 lagu recycle dari Chrisye. Melalui album "Sebuah Nama Sebuah Cerita" ini sudah jelas menceritakan perjalanan sebuah nama (Peterpan) sampai akhirnya (bubar).

CD 1
Track List :
1. Walau Habis Terang
2. Kisah Cintaku
3. Dilema Besar
4. Mungkin nanti
5. Tak Bisakah
6. Semua Tentang Kita
7. Ada Apa Denganmu
8. Menunggumu ft Alm Chrisye
9. Menghapus Jejakmu
10. Yang Terdalam
11. Diatas Normal
12. Kupu Kupu Malam
13. Di Balik Awan
14. Ku Katakan Dengan indah
15. Tak Ada Yang Abadi

CD 2
Track List :
1. Mimpi Yang Sempurna
2. Bintang Di Surga
3. Aku Dan Bintang
4. Jauh Mimpiku
5. Hari Yang Cerah Untuk Jiwa Yang Sepi
6. Menunggu Pagi
7. Khayalan Tingkat Tinggu
8. Sahabat
9. Sally Sendiri
10. Langit Tak mendengar
11. Di Belakangku
12. Kita Tertawa
13. Membebaniku
14. Cobalah Mengerti
15. Topeng

Lagu baru Peterpan dalam album "Sebuah Nama Sebuah Cerita" :
1. Walau Habis Terang
2. Dilema Besar
3. Tak Ada Yang Abadi
4. Kisah Cintaku (recycle dari lagunya Chrisye)

Hmm, kita nantikan saja wajah baru Peterpan dan kiprahnya setelah ini. Yang jelas, para penggemar Peterpan akan selalu menanti-nantikan berita dari band besar ini. Semoga dengan penggantian nama baru mereka nantinya, tidak membuat kiprah para personelnya tenggelam.

Say good bye to Peterpan ...

http://cityofenjie.multiply.com/reviews/item/51

GAGAL? SO WHAT GITU, LOH?!

Oleh: Lina Hasyim

Seorang anak empat tahun terjatuh dari sepeda. Kira-kira apa yang terjadi setelah itu? Bisakah Anda menebaknya? Menangis? Mungkin. Kalau anak itu terluka, bisa jadi dia akan menangis. Tapi percayalah, menangis atau tidak, besok Anda akan melihat sang anak kembali mengayuh sepedanya. Bahkan kemampuannya bersepeda justru meningkat setelah berkali-kali jatuh, meskipun anak itu sendiri tidak menyadarinya. Dalam pikiran kanak-kanaknya, dia hanya merasa kalau bermain sepeda adalah aktivitas yang menyenangkan. Dan baginya, sesekali jatuh bukanlah masalah besar.

Bayangkanlah kalau setiap anak kecil, termasuk Anda dulunya, memutuskan berhenti bersepeda pada kali pertama jatuh. Mungkin tidak akan ada orang di dunia ini yang bisa naik sepeda. Pabrik-pabrik sepeda dan motor serta semua suku cadangnya pasti bangkrut. Karl Von Drais akan merasa gelisah di kuburnya, karena umat manusia telah menyia-nyiakan penemuannya yang sangat berharga.

Merujuk perkataan seorang motivator, hanya ada dua pilihan yang mengikuti sebuah rintangan: Menyerah atau menolak untuk menyerah. Dalam hal ini, Anda layak berterima kasih pada Edison, Graham Bell, atau Wright bersaudara, karena mereka telah menolak untuk menyerah. Seandainya dulu mereka memilih bersikap pasrah pada kegagalan, mungkin sampai sekarang Anda masih menggunakan petromak dan obor sebagai penerangan. Anda juga tidak akan pernah mengenal pesawat telepon, hingga komunikasi jarak jauh terpaksa dilakukan via pos. Dan karena tidak ada pesawat terbang, surat-surat harus dikirim melalui laut, yang bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk sampai ke alamat tujuan.

Lalu bagaimana dengan Anda? Setiap orang, termasuk Anda, pasti mempunyai sebuah mimpi. Kadang impian itu begitu indah, hingga hanya dengan memikirkannya saja sudah bisa membuat Anda tersenyum bahagia. Tapi jujurlah, apa yang telah Anda lakukan untuk mewujudkannya?

Anda bermimpi menjadi penulis hebat. Siang malam Anda berlatih menulis. Setiap detik waktu luang yang tersisa, Anda habiskan bercengkrama dengan komputer atau laptop. Lalu, tibalah saat kepercayaan diri Anda mulai tumbuh, hingga Anda berani mengirimkan tulisan ke media massa.

Tulisan pertama, dikembalikan. Tulisan kedua, dikembalikan. Tulisan ketiga, tidak ada kabar sama sekali. Tidak dimuat, tidak juga dikembalikan. Tulisan keempat, dikembalikan. Tulisan kelima, dikembalikan.

Kemudian Anda mulai berpikir bahwa tulisan Anda memang payah, dan Anda sama sekali tidak berbakat menjadi penulis. Anda berhenti menulis, dan melupakan cita-cita Anda menjadi penulis.

Anda terobsesi menulis buku bestseller. Anda membaca dan mengoleksi nyaris semua buku tentang “Cara Gampang Menulis Buku”. Anda pergi mengikuti berbagai workshop tentang menulis. Anda berusaha mengenal dan membangun jaringan dengan para penulis buku terkenal, yang sudah berhasil mencapai angka penjualan fantastis. Kesuksesan mereka membakar semangat Anda. Satu naskah selesai. Anda mengirimnya ke penerbit.

Penerbit pertama, menolak. Penerbit kedua, menolak. Penerbit ketiga, menolak. Penerbit keempat, menolak. Lalu, Anda mendapat ide untuk menerbitkan buku sendiri. Anda pergi ke percetakan, dan mengeluarkan uang sejumlah tertentu untuk mencetak dan memasarkan buku Anda sendiri. Buku Anda tidak laku. Toko buku mengembalikan buku-buku Anda.

Anda gagal meledakkan buku Anda menjadi buku bestseller. Anda rugi besar. Anda kehabisan uang. Anda bangkrut, hingga memutuskan inilah kali terakhir Anda berurusan dengan buku dan penerbitan.

Hallooo...

Sebelum Anda memutuskan untuk benar-benar menyerah dan mengubur semua impian Anda dalam liang keputusasaan, ada sebuah pertanyaan penting untuk Anda:

Pernahkan Anda melihat Golden Gate, jembatan di San Fransisco yang terkenal itu? Pasti pernah, entah hanya melihat gambarnya di koran, televisi, atau melihat secara langsung dan bahkan melintas di atasnya. Menakjubkan bukan?

Tapi tahukah Anda, bahwa setengah dari pembangunan jembatan fenomenal tersebut dikomandani seorang insinyur lumpuh yang tidak dapat bangkit dari ranjangnya?

Raphael Borman Strauss merancang Golden Gate sepanjang 4200 kaki atau sekitar 1,4 km, dengan ketinggian 85 meter di atas permukaan laut, guna menghubungkan kota San Fransisco dan Marin County, Kalifornia. Sejak awal orang sudah memandang idenya sebagai rencana gila yang tidak masuk akal, namun semangat Strauss tidak pernah surut. Bersama Joseph, anaknya yang juga seorang insinyur, Raphael berjuang mati-matian hingga berhasil meyakinkan dewan kota, bahwa jembatan impiannya bukan sekedar proyek igauan, melainkan sebuah rancangan yang realistis dan bernilai tinggi.

Pada tahun 1912 pendirian Golden Gate pun dimulai. Raphael dan Joseph Borman Strauss bekerja keras memimpin pembangunan jembatan. Namun setelah beberapa waktu, masalah demi masalah mulai bergerak menghantam ayah dan anak tersebut.

Belum lama pembangunan jembatan dimulai, para insinyur yang bekerja pada Strauss jatuh sakit. Penyakit aneh yang tidak dapat dideteksi menyerang mereka satu per satu, hingga sering kali Strauss harus mencari pekerja baru sebagai gantinya.

Rintangan selanjutnya datang ketika Raphael tiba-tiba mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Sebagai anak sekaligus partner kerja, Joseph merasa amat terguncang. Bagaimanapun, Raphael Borman Strauss adalah sang maestro, dialah konseptor dan pemegang kunci atas seluruh rancangan. Tanpa keberadaannya, semua orang meragukan pembangunan Golden Gate bisa terus berjalan. Meski demikian, Joseph borman strauss pantang menyerah. Dia bahkan bersumpah untuk menyelesaikan proyek impian mereka, dengan atau tanpa sang ayah.

Masalah paling berat muncul ketika pembangunan jembatan sudah setengah jalan: Sebuah mesin alat berat menabrak Joseph di lokasi proyek, saat ia sedang mengawasi para pekerja. Meski tidak sampai merenggut nyawanya, kecelakaan tersebut mengakibatkan sekujur tubuhnya lumpuh total. Joseph terkapar, ia tidak bisa menggerakkan satu pun bagian tubuhnya, kecuali jari telunjuknya.

Sejak itu, Golden Gate terombang ambing dalam ketidakpastian. Seluruh pekerja kebingungan, mereka kesulitan meneruskan pembangunan jembatan tanpa Joseph. Masa depan Golden Gate manjadi terancam. Namun hebatnya, meskipun sedang terkapar di rumah sakit, sang insinyur tetap menolak untuk menyerah. Dalam kondisi lemah dan lumpuh, dia bertekad melanjutkan tugasnya membangun jembatan. Dan dia memutuskan untuk melakukannya dari rumah sakit, sambil tetap menjalani perawatan.

Mustahil! Bagaimana mungkin dia melakukannya?

Percayalah, tidak ada yang mustahil bagi seorang Joseph Borman Strauss. Di tengah ketidakmampuan untuk bergerak, dia mendapat ide untuk memberdayakan jari telunjuk, satu-satunya organ tubuh yang masih berfungsi. Dengan media telunjuk, Joseph menciptakan semacam bahasa sandi guna berkomunikasi dengan istri dan para insinyur bawahannya. Setiap hari selama bertahun-tahun, Joseph memberikan petunjuk, instruksi, bahkan mendiskusikan rumusan-rumusan matematika paling rumit dengan istri dan para anak buahnya melalui jari telunjuknya. Sungguh luar biasa!

Bila Anda mengalami nasib seperti Joseph, akankah hal itu terpikir oleh Anda?

Golden Gate dibangun tahun 1912, dan selesai pada tahun 1937. Tepat pada hari peresmiannya, Joseph Borman Strauss berada di atas ranjang rumah sakit, menonton parade dari balik jendela kamarnya. Hatinya bergetar menyaksikan arak-arakan manusia yang bergerak melintasi Golden Gate. Setetes air bening mengalir di wajah kakunya, luapan dari rasa bangga dan bahagia. Kerja kerasnya selama duapuluh empat tahun ternyata tidak sia-sia. Saat itu dia berharap Raphael Borman Strauss ada di dekatnya. Betapa bahagia andai ayahnya bisa melihat keindahan Golden Gate, karya nyata dari impian yang mereka perjuangkan bersama....

Sekarang, saya ingin Anda melakukan sesuatu. Pergilah ke depan cermin, dan cermati diri Anda. Apakah seluruh tubuh Anda lumpuh? Tidak! Anda sehat. Anda bahkan sangat sehat bila dibandingkan dengan insinyur Joseph Borman Strauss. Kalau kelumpuhan total tidak mampu menghalangi Strauss untuk mewujudkan impiannya, lantas apa yang menghalangi Anda untuk menggapai impian Anda?

Tentu saja, Anda pernah merasakan pahitnya gagal. Bahkan mungkin sudah berkali-kali. Lalu kenapa? Semua ORANG SUKSES pernah GAGAL, dan itu bukan MASALAH BESAR. Donald trump pernah bangkrut dalam dunia properti, hingga berutang 900 juta dollar AS. Tapi, dia berhasil bangkit dan membangun kembali kerajaan bisnisnya.

Tak kurang dari 1.008 restoran menolak resep ayam goreng Kentucky yang ditawarkan Kolonel Sanders, sebelum akhirnya diterima oleh restoran yang ke 1009.

Selama bertahun-tahun, Stephen King mendapatkan ratusan penolakan dari berbagai media dan penerbit, hingga suatu hari sebuah penerbit bersedia mencetak novel pertamanya, yang langsung meledak di pasaran.

Bagi orang-orang seperti mereka, kegagalan adalah pelajaran. Semakin sering gagal, semakin banyak mereka belajar. Semakin banyak mereka belajar, semakin dekat mereka dengan kesuksesan. Apakah Anda setuju dengan mereka?

Kalau ya, bandingkanlah kegagalan Anda dengan kegagalan mereka, lalu cermatilah. Selanjutnya, ajukanlah pertanyaan kepada diri Anda sendiri, “Kenapa Trump, Sanders, dan King sukses merealisasikan impian mereka, dan Anda tidak?” Anda akan menemukan, bahwa satu-satunya perbedaan antara Anda dengan mereka terletak pada apa yang Anda dan mereka pilih saat berhadapan dengan kegagalan: Anda memilih MENYERAH, sedangkan mereka MENOLAK UNTUK MENYERAH. Sikap mental inilah yang menjadi KUNCI SUKSES mereka.

Mulai sekarang, bangkitkan kembali impian Anda, dan dorong diri Anda sendiri untuk mewujudkannya. Sungguh, Anda tidak berhak membunuh –apalagi mengubur semua impian indah Anda begitu saja. Ada sejumlah alasan kenapa mimpi Anda HARUS BISA menjadi kenyataan, di antaranya:

Anda adalah orang yang cerdas.
Kalaupun Anda tidak cerdas, setidaknya Anda sehat.
Kalaupun Anda tidak sehat, setidaknya Anda belum mati.
Kalau Anda sudah mati, Anda tidak mungkin tertarik membaca artikel ini.
Jadi... Anda masih hidup kan? Nah, ucapkanlah selamat pada diri Anda, dan berbahagialah!
Selama Anda masih bernapas, itu artinya Anda masih punya peluang untuk mencapai impian Anda, bahkan yang tersulit sekalipun.

Bila esok hari Anda gagal di tengah jalan, anggaplah diri Anda Donald Trump, Kolonel Sanders, atau Stephen King. Bertindaklah seperti mereka. Hitung berapa kali mereka tersandung oleh kegagalan, lalu hitung kegagalan Anda sendiri. Amati bagaimana mereka menyikapi kegagalan sebelum Anda memutuskan untuk menyerah.

Namun, kalau itu terlalu sulit, anggap saja Anda adalah anak empat tahun yang sedang belajar naik sepeda. Anak itu pasti terjatuh. Lagi, lagi, dan lagi. Tapi setiap kali terjatuh, dia selalu bangkit. Hingga suatu hari, dia bisa terbang dengan sepedanya...[lh]

* Lina Hasyim adalah seorang pengusaha perempuan dan alumni Workshop SPP Writing Skill for Executives and Managers Angkatan Ke-9. Ia dapat dihubungi di email: linahasyim@yahoo.com.

GAGAL? SO WHAT GITU, LOH?!

Oleh: Lina Hasyim

Seorang anak empat tahun terjatuh dari sepeda. Kira-kira apa yang terjadi setelah itu? Bisakah Anda menebaknya? Menangis? Mungkin. Kalau anak itu terluka, bisa jadi dia akan menangis. Tapi percayalah, menangis atau tidak, besok Anda akan melihat sang anak kembali mengayuh sepedanya. Bahkan kemampuannya bersepeda justru meningkat setelah berkali-kali jatuh, meskipun anak itu sendiri tidak menyadarinya. Dalam pikiran kanak-kanaknya, dia hanya merasa kalau bermain sepeda adalah aktivitas yang menyenangkan. Dan baginya, sesekali jatuh bukanlah masalah besar.

Bayangkanlah kalau setiap anak kecil, termasuk Anda dulunya, memutuskan berhenti bersepeda pada kali pertama jatuh. Mungkin tidak akan ada orang di dunia ini yang bisa naik sepeda. Pabrik-pabrik sepeda dan motor serta semua suku cadangnya pasti bangkrut. Karl Von Drais akan merasa gelisah di kuburnya, karena umat manusia telah menyia-nyiakan penemuannya yang sangat berharga.

Merujuk perkataan seorang motivator, hanya ada dua pilihan yang mengikuti sebuah rintangan: Menyerah atau menolak untuk menyerah. Dalam hal ini, Anda layak berterima kasih pada Edison, Graham Bell, atau Wright bersaudara, karena mereka telah menolak untuk menyerah. Seandainya dulu mereka memilih bersikap pasrah pada kegagalan, mungkin sampai sekarang Anda masih menggunakan petromak dan obor sebagai penerangan. Anda juga tidak akan pernah mengenal pesawat telepon, hingga komunikasi jarak jauh terpaksa dilakukan via pos. Dan karena tidak ada pesawat terbang, surat-surat harus dikirim melalui laut, yang bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk sampai ke alamat tujuan.

Lalu bagaimana dengan Anda? Setiap orang, termasuk Anda, pasti mempunyai sebuah mimpi. Kadang impian itu begitu indah, hingga hanya dengan memikirkannya saja sudah bisa membuat Anda tersenyum bahagia. Tapi jujurlah, apa yang telah Anda lakukan untuk mewujudkannya?

Anda bermimpi menjadi penulis hebat. Siang malam Anda berlatih menulis. Setiap detik waktu luang yang tersisa, Anda habiskan bercengkrama dengan komputer atau laptop. Lalu, tibalah saat kepercayaan diri Anda mulai tumbuh, hingga Anda berani mengirimkan tulisan ke media massa.

Tulisan pertama, dikembalikan. Tulisan kedua, dikembalikan. Tulisan ketiga, tidak ada kabar sama sekali. Tidak dimuat, tidak juga dikembalikan. Tulisan keempat, dikembalikan. Tulisan kelima, dikembalikan.

Kemudian Anda mulai berpikir bahwa tulisan Anda memang payah, dan Anda sama sekali tidak berbakat menjadi penulis. Anda berhenti menulis, dan melupakan cita-cita Anda menjadi penulis.

Anda terobsesi menulis buku bestseller. Anda membaca dan mengoleksi nyaris semua buku tentang “Cara Gampang Menulis Buku”. Anda pergi mengikuti berbagai workshop tentang menulis. Anda berusaha mengenal dan membangun jaringan dengan para penulis buku terkenal, yang sudah berhasil mencapai angka penjualan fantastis. Kesuksesan mereka membakar semangat Anda. Satu naskah selesai. Anda mengirimnya ke penerbit.

Penerbit pertama, menolak. Penerbit kedua, menolak. Penerbit ketiga, menolak. Penerbit keempat, menolak. Lalu, Anda mendapat ide untuk menerbitkan buku sendiri. Anda pergi ke percetakan, dan mengeluarkan uang sejumlah tertentu untuk mencetak dan memasarkan buku Anda sendiri. Buku Anda tidak laku. Toko buku mengembalikan buku-buku Anda.

Anda gagal meledakkan buku Anda menjadi buku bestseller. Anda rugi besar. Anda kehabisan uang. Anda bangkrut, hingga memutuskan inilah kali terakhir Anda berurusan dengan buku dan penerbitan.

Hallooo...

Sebelum Anda memutuskan untuk benar-benar menyerah dan mengubur semua impian Anda dalam liang keputusasaan, ada sebuah pertanyaan penting untuk Anda:

Pernahkan Anda melihat Golden Gate, jembatan di San Fransisco yang terkenal itu? Pasti pernah, entah hanya melihat gambarnya di koran, televisi, atau melihat secara langsung dan bahkan melintas di atasnya. Menakjubkan bukan?

Tapi tahukah Anda, bahwa setengah dari pembangunan jembatan fenomenal tersebut dikomandani seorang insinyur lumpuh yang tidak dapat bangkit dari ranjangnya?

Raphael Borman Strauss merancang Golden Gate sepanjang 4200 kaki atau sekitar 1,4 km, dengan ketinggian 85 meter di atas permukaan laut, guna menghubungkan kota San Fransisco dan Marin County, Kalifornia. Sejak awal orang sudah memandang idenya sebagai rencana gila yang tidak masuk akal, namun semangat Strauss tidak pernah surut. Bersama Joseph, anaknya yang juga seorang insinyur, Raphael berjuang mati-matian hingga berhasil meyakinkan dewan kota, bahwa jembatan impiannya bukan sekedar proyek igauan, melainkan sebuah rancangan yang realistis dan bernilai tinggi.

Pada tahun 1912 pendirian Golden Gate pun dimulai. Raphael dan Joseph Borman Strauss bekerja keras memimpin pembangunan jembatan. Namun setelah beberapa waktu, masalah demi masalah mulai bergerak menghantam ayah dan anak tersebut.

Belum lama pembangunan jembatan dimulai, para insinyur yang bekerja pada Strauss jatuh sakit. Penyakit aneh yang tidak dapat dideteksi menyerang mereka satu per satu, hingga sering kali Strauss harus mencari pekerja baru sebagai gantinya.

Rintangan selanjutnya datang ketika Raphael tiba-tiba mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Sebagai anak sekaligus partner kerja, Joseph merasa amat terguncang. Bagaimanapun, Raphael Borman Strauss adalah sang maestro, dialah konseptor dan pemegang kunci atas seluruh rancangan. Tanpa keberadaannya, semua orang meragukan pembangunan Golden Gate bisa terus berjalan. Meski demikian, Joseph borman strauss pantang menyerah. Dia bahkan bersumpah untuk menyelesaikan proyek impian mereka, dengan atau tanpa sang ayah.

Masalah paling berat muncul ketika pembangunan jembatan sudah setengah jalan: Sebuah mesin alat berat menabrak Joseph di lokasi proyek, saat ia sedang mengawasi para pekerja. Meski tidak sampai merenggut nyawanya, kecelakaan tersebut mengakibatkan sekujur tubuhnya lumpuh total. Joseph terkapar, ia tidak bisa menggerakkan satu pun bagian tubuhnya, kecuali jari telunjuknya.

Sejak itu, Golden Gate terombang ambing dalam ketidakpastian. Seluruh pekerja kebingungan, mereka kesulitan meneruskan pembangunan jembatan tanpa Joseph. Masa depan Golden Gate manjadi terancam. Namun hebatnya, meskipun sedang terkapar di rumah sakit, sang insinyur tetap menolak untuk menyerah. Dalam kondisi lemah dan lumpuh, dia bertekad melanjutkan tugasnya membangun jembatan. Dan dia memutuskan untuk melakukannya dari rumah sakit, sambil tetap menjalani perawatan.

Mustahil! Bagaimana mungkin dia melakukannya?

Percayalah, tidak ada yang mustahil bagi seorang Joseph Borman Strauss. Di tengah ketidakmampuan untuk bergerak, dia mendapat ide untuk memberdayakan jari telunjuk, satu-satunya organ tubuh yang masih berfungsi. Dengan media telunjuk, Joseph menciptakan semacam bahasa sandi guna berkomunikasi dengan istri dan para insinyur bawahannya. Setiap hari selama bertahun-tahun, Joseph memberikan petunjuk, instruksi, bahkan mendiskusikan rumusan-rumusan matematika paling rumit dengan istri dan para anak buahnya melalui jari telunjuknya. Sungguh luar biasa!

Bila Anda mengalami nasib seperti Joseph, akankah hal itu terpikir oleh Anda?

Golden Gate dibangun tahun 1912, dan selesai pada tahun 1937. Tepat pada hari peresmiannya, Joseph Borman Strauss berada di atas ranjang rumah sakit, menonton parade dari balik jendela kamarnya. Hatinya bergetar menyaksikan arak-arakan manusia yang bergerak melintasi Golden Gate. Setetes air bening mengalir di wajah kakunya, luapan dari rasa bangga dan bahagia. Kerja kerasnya selama duapuluh empat tahun ternyata tidak sia-sia. Saat itu dia berharap Raphael Borman Strauss ada di dekatnya. Betapa bahagia andai ayahnya bisa melihat keindahan Golden Gate, karya nyata dari impian yang mereka perjuangkan bersama....

Sekarang, saya ingin Anda melakukan sesuatu. Pergilah ke depan cermin, dan cermati diri Anda. Apakah seluruh tubuh Anda lumpuh? Tidak! Anda sehat. Anda bahkan sangat sehat bila dibandingkan dengan insinyur Joseph Borman Strauss. Kalau kelumpuhan total tidak mampu menghalangi Strauss untuk mewujudkan impiannya, lantas apa yang menghalangi Anda untuk menggapai impian Anda?

Tentu saja, Anda pernah merasakan pahitnya gagal. Bahkan mungkin sudah berkali-kali. Lalu kenapa? Semua ORANG SUKSES pernah GAGAL, dan itu bukan MASALAH BESAR. Donald trump pernah bangkrut dalam dunia properti, hingga berutang 900 juta dollar AS. Tapi, dia berhasil bangkit dan membangun kembali kerajaan bisnisnya.

Tak kurang dari 1.008 restoran menolak resep ayam goreng Kentucky yang ditawarkan Kolonel Sanders, sebelum akhirnya diterima oleh restoran yang ke 1009.

Selama bertahun-tahun, Stephen King mendapatkan ratusan penolakan dari berbagai media dan penerbit, hingga suatu hari sebuah penerbit bersedia mencetak novel pertamanya, yang langsung meledak di pasaran.

Bagi orang-orang seperti mereka, kegagalan adalah pelajaran. Semakin sering gagal, semakin banyak mereka belajar. Semakin banyak mereka belajar, semakin dekat mereka dengan kesuksesan. Apakah Anda setuju dengan mereka?

Kalau ya, bandingkanlah kegagalan Anda dengan kegagalan mereka, lalu cermatilah. Selanjutnya, ajukanlah pertanyaan kepada diri Anda sendiri, “Kenapa Trump, Sanders, dan King sukses merealisasikan impian mereka, dan Anda tidak?” Anda akan menemukan, bahwa satu-satunya perbedaan antara Anda dengan mereka terletak pada apa yang Anda dan mereka pilih saat berhadapan dengan kegagalan: Anda memilih MENYERAH, sedangkan mereka MENOLAK UNTUK MENYERAH. Sikap mental inilah yang menjadi KUNCI SUKSES mereka.

Mulai sekarang, bangkitkan kembali impian Anda, dan dorong diri Anda sendiri untuk mewujudkannya. Sungguh, Anda tidak berhak membunuh –apalagi mengubur semua impian indah Anda begitu saja. Ada sejumlah alasan kenapa mimpi Anda HARUS BISA menjadi kenyataan, di antaranya:

Anda adalah orang yang cerdas.
Kalaupun Anda tidak cerdas, setidaknya Anda sehat.
Kalaupun Anda tidak sehat, setidaknya Anda belum mati.
Kalau Anda sudah mati, Anda tidak mungkin tertarik membaca artikel ini.
Jadi... Anda masih hidup kan? Nah, ucapkanlah selamat pada diri Anda, dan berbahagialah!
Selama Anda masih bernapas, itu artinya Anda masih punya peluang untuk mencapai impian Anda, bahkan yang tersulit sekalipun.

Bila esok hari Anda gagal di tengah jalan, anggaplah diri Anda Donald Trump, Kolonel Sanders, atau Stephen King. Bertindaklah seperti mereka. Hitung berapa kali mereka tersandung oleh kegagalan, lalu hitung kegagalan Anda sendiri. Amati bagaimana mereka menyikapi kegagalan sebelum Anda memutuskan untuk menyerah.

Namun, kalau itu terlalu sulit, anggap saja Anda adalah anak empat tahun yang sedang belajar naik sepeda. Anak itu pasti terjatuh. Lagi, lagi, dan lagi. Tapi setiap kali terjatuh, dia selalu bangkit. Hingga suatu hari, dia bisa terbang dengan sepedanya...[lh]

* Lina Hasyim adalah seorang pengusaha perempuan dan alumni Workshop SPP Writing Skill for Executives and Managers Angkatan Ke-9. Ia dapat dihubungi di email: linahasyim@yahoo.com.

MENGGAGAS UNDANG-UNDANG SUGESTI

Oleh: Anang Haryadi

Mungkin ada sebagian dari kita yang belum tahu apa itu sugesti. Mungkin ada di antara kita yang tanpa sadar telah mempergunakan sugesti dalam beraktivitas sehari-hari, tetapi belum kenal istilah sugesti. Dan, mungkin juga sudah banyak orang yang sudah mengenal, paham dan bisa menempatkan/mempergunakan sugesti tersebut pada/untuk kepentingan-kepentingan yang bersifat positif serta tidak merugikan orang lain.

Sugesti adalah sebuah ilmu penghantar materi dan media untuk menyampaikan suatu maksud tertentu dengan kata-kata yang menarik kepada orang yang dituju. Dengan kata lain, sugesti adalah sebuah ilmu untuk meyakinkan orang lain, dengan hanya berbekal rangkaian kata/ucapan. Seperti seorang dokter, ia menerapkan sugesti untuk memberi saran dan nasihat-nasihat yang bersifat mutlak untuk diikuti/ditaati oleh sang pasien agar bisa sembuh dari sakitnya.

Seperti juga seorang guru saat megajar para muridnya. Seorang guru mempergunakan sugesti untuk menyampaikan materi ilmu kepada murid-muridnya. Dalam hal ini, jika ingin pintar sang murid harus mencermati setiap kata yang diucapkan oleh sang guru. Dengan kata lain, murid harus patuh atau “manut opo jare guru” pada saat sang guru menyampaikan materi atau teori. Itu jika si murid ingin mendapatkan ilmu dari gurunya.

Di bidang marketing, seorang sales wajib mempergunakam sugesti supaya bisa menjual produknya dengan menyakinkan calon konsumen tentang kualitas dan manfaat produk tersebut. Kita juga akan sering menjumpai segesti dalam acara hiburan dan acara-acara di televisi, seperti sulap yang bernapaskan hipnotis dan kuis-kuis interaktif.

Jadi intinya, ilmu sugesti adalah ilmu untuk meyakinkan orang lain dengan kata-kata atau membuat orang lain menjadi tertarik/percaya, supaya kemudian mengikuti apa yang kita inginkan. Jika kita tinjau dari hakikat ilmu, apa pun jenis ilmu tersebut bisa dipergunakan untuk hal positif, namun juga bisa dipergunakan untuk hal yang bertujuan negatif.

Ada pendapat yang menyebutkan bahwa keberadaan ilmu terbagi menjadi dua golongan. Pertama adalah golongan ilmu ”PUTIH” yang bisa membawa manfaat. Yang kedua adalah golongan ilmu ”HITAM” yang bisa membuat orang sengsara dan tersiksa. Menurut penulis, pendapat seperti itu tidak mutlak benar. Karena, segala dampak yang bersifat positif dan negatif dari sebuah ilmu itu tergantung pada si pengguna ilmu tersebut.

Seperti halnya saat kita naik motor, kita punya tujuan akan ke mana kita dengan naik motor itu. Dan, ketika dalam perjalanan kita bisa sesuka hati mau belok ke kanan/kiri. Penggunaan ilmu juga bisa kita ibaratkan dengan pola/standar makan kita sehari-hari. Setiap orang punya standar dan kapasitas makan yang berbeda-beda. Tetapi, orang jawa umumnya makan sehari tiga kali, atau sama dengan tiga piring sehari.

Bisa kita tebak apa yang akan terjadi jika kita makan melebihi porsi/standar dan kapasitas perut kita. Dalam jangka pendek, makan terlalu banyak bisa membuat kita sakit perut. Sedangkan untuk jangka panjang, banyak penyakit yang menanti kita. Ini terjadi jika pola makan kita masih tak teratur dan masih sering makan secara berlebih tanpa memerhatikan kapasitas yang ada.

Nah, itu sebabnya banyak orang jadi stres/gila gara-gara mempelajari dan menerapkan sebuah ilmu yang tidak sesuai dengan kapasitas/level yang ada pada dirinya. Ternyata, jika doktrinnya terlalu tinggi melebihi dosis sugesti pada bidangnya, ilmu sugesti juga bisa berdampak negatif pada kondisi psikologis seseorang. Hal semacam itu bisa dilihat pada kasus-kasus penipuan.

Seorang korban penipuan pasti akan memgalami stres dan mungkin bisa gila jika mental si korban tidak kuat. Akhir-akhir ini para ahli banyak yang membuat konsep, rumus, dan penemuan baru yang bisa di sebut sebagai ilmu. Dengan perkembangan zaman dan teknologi seperti sekarang ini, banyak profesor di dunia berlomba membuat rumus dan ilmu baru.

Ada profesor yang berusaha mencari penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi sesama dan untuk lebih mempermudah serta semakin memanjakan manusia dengan teknologi terbaru yang mereka ciptakan. Tetapi, ada juga profesor di negara maju yang dengan sengaja menciptakan ilmu justru untuk merusak alam atau membuat otak manusia terkontaminasi oleh ilmu yang dia ciptakan. Mungkin, tujuan yang sebenarnya adalah untuk mematikan potensi-potensi SDM yang berada di luar wilayah mereka, dan supaya tidak ada manusia yang lebih pintar selain dari golongan mereka.

Pada tahun 1994, ada satu peristiwa yang menyangkut ilmu dan berdampak negatif bagi warga NKRI. Pada saat itu ada wabah ilmu dari luar yang membikin heboh masyarakat yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Balikpapan. Di Surabaya, waktu itu yang menjadi virus adalah “Multi-Level Marketing” bernama PoMas atau Pohon Emas, “MLM” berbentuk saham (Catatan redaksi: Pomas dimasukkan dalam kategori money game, skema piramid, atau penggandaan. Oleh sebab itu, Pomas dan sejenisnya tidak bisa disebut sebagai MLM).

Lalu, apa hubungannya dengan sugesti? Ternyata, “MLM” dirancang dengan sebuah ilmu ekonomi yang di kenal dengan istilah Siklus Members System. Ilmu ekonomi Siklus Mebers System tersebut ternyata sarat dengan sugesti berdosis tinggi yang cenderung membodohi orang lain, dan memperdaya para member dengan khayalan belaka. Ironisnya, para member yang seharusnya sebagai pelaku pada bisnis tersebut, justru di jadikan target sebagai konsumen tetap produk-produk “MLM”. Yang lebih hebat lagi, para member tidak merasa dirugikan apa lagi tertipu oleh “MLM”.

Kalaupun ada di antara para member yang mengeluh, itu juga akan sia-sia belaka karena “MLM” ternyata tidak bisa disentuh dengan pasal-pasal KUHP. Itu karena sebelumnya para member sudah menyatakan bersedia untuk menjadi member, dan siapa yang bisa digugat jika ada seorang member yang merasa tertipu, sedangkan member yang levelnya di atas sang korban adalah juga korban “MLM” yang mungkin belum menyadari?

Mengapa rata-rata produk MLM itu adalah produk impor? Mengapa Siklus Members System belum diterapkan oleh merek produk-produk lokal? Mengapa Siklus Members System masih disebarluaskan sebagai salah satu ilmu ekonomi di Indonesia, padahal sudah jelas merugikan orang lain bila diterapkan? Menurut penulis, Siklus Memers System tidak layak disebut sebagai ilmu karena tidak bisa meningkatkan kemampuan SDM, dan merugikan orang lain jika diterapkan, karena hanya menguntungkan seorang pemilik pabrik produk MLM saja.

Nah, mari kita sama-sama mengkaji MLM secara logis. Seorang member MLM lebih cenderung untuk menarik orang lain menjadi member baru dari pada hanya menjual produknya. Coba kita bayangkan, andai kata seluruh warga negara Indonesia menjadi member MLM, lalu siapa yang akan menjadi konsumen? He he he.... Pasti, yang akan menjadi konsumen tetap adalah para member itu sendiri! Karena, dari awal para member sudah teradopsi oleh sistem kekeluargaan yang diarahkan dari pusat MLM di luar negeri, sebelum mereka menawarkan MLM-nya kepada orang lain.

Sudah hampir sembilan tahun (mungkin) MLM masuk ke Indonesia melalui negara tetangga Malaysia dan Singapura (Catatan Redaksi: informasi di APLI menyatakan, setidaknya cikal-bakal direct selling sudah muncul di Indonesia sejak tahun 1970-an, sementara khusus MLM sudah muncul sejak 1986, saat PT Sun Chlorella berdiri). Sejak tahun 2002, MLM mulai menyebar dari kota hingga ke pelosok desa terpencil. Dan, tidak cuma satu merek MLM yang tersebar, sekarang sudah lebih dari 15 merek MLM merata di seluruh wilayah Indonesia (Catatan redaksi: data perusahaan DS/MLM yang berizin/SIUPL sebanyak 130 perusahaan. Digabung dengan yang belum berizin diperkirakan lebih dari 200 perusahaan). Target yang dibidik MLM juga tidak pandang bulu. Mulai dari para pejabat, akademisi, pelajar, pegawai negeri, dan sekarang menyentuh petani di desa dengan produk pupuk.

Mengapa sampai sekarang belum ada tindakan tegas dari pemerintah RI? Haruskah nasib rakyat di pertaruhkan untuk hanya demi IMF? Atau mungkin, takut terkena embargo ekonomi dari AS? Jika memang pemerintah berani ambil sikap untuk memblokir MLM dan Siklus Members System dari ilmu ekonomi, itu akan menyelamatkan nasib masa depan bangsa Indonesia dari impitan negara asing.

Seandainya pemerintah tidak kuasa untuk ambil sikap karena masih sangat tergantung pada IMF, setidaknya Departemen Pendidikan RI wajib menghapus Siklus Members System dari kurikulum ilmu ekonomi. Karena, menurut penulis Siklus Members System yang menjadi landasan MLM itu adalah ilmu monopoli dari IMF. Dengan dibantu para ulama, tokoh masyarakat, intelektual, aktivis, dan seluruh lapisan masyarakat yang harus peduli untuk membebaskan para member MLM.

Karena kita adalah saudara satu bangsa, walau mungkin ada di antara kita yang masih bisa berkelit untuk tidak menjadi member, tapi secara tak langsung kita semua ikut terkena imbasnya. Seperti dulu saat kita masih dijajah dengan senjata, maka kita bersatu melawan dengan senjata pula. Tetapi sekarang lawan kita mempergunakan ilmu untuk menyerang otak/pikiran kita. Makanya, kita harus lawan bersama dengan segenap ilmu dan kemampuan yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita.

Mari kita barjihad tanpa harus ada korban jiwa. Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab orang terpengaruh oleh sugesti, serta cara untuk membentengi diri dari sugesti yang negatif.

Dan, penulis juga sisipkan usulan contoh UU sugesti kepada pemerintah, beserta bukti-bukti penyalahgunaan sugesti pada beberapa bidang yang terkait. Orang yang terpengaruh sugesti adalah pertama, orang yang awam. Kedua, labil (karena pendirian yang kurang kuat dan karena saat diserang sugesti dia sedang dalam masalah).

Cara untuk membentengi diri dari sugesti: Saat kita menghadapi sugesti, kita boleh menyimak setiap kata yang di ucapkannya, sambil kita fokus mencari hal-hal yang ganjil/tidak masuk akal di balik kata-katanya. Harus diingat bahwa sugesti yang positif adalah tanpa kata-kata yang ganjil.

Contoh Undang-Undang Sugesti:

Bidang-bidang yang terkait dengan sugesti:
1. Kesehatan/medis/pengobatan alternatif
2. Pendidikan formal/nonformal
3. Agama, dakwah/penyebaran ajaran lima agama resmi di Indonesia
4. Pemasaran produk secara langsung kepada konsumen atau dengan calo
5. Jasa menyampaikan informasi, asuransi, pelayanan Umum
6. Politik, partai politik yang menawarkan visi dan misi
7. Hiburan yang menggunakan sugesti/hipnotis
8. Promosi/iklan melalui media cetak dan elektronik

Contoh Pembatasan Sugesti pada masing-masing bidang:
1) Kesehatan/medis/pengobatan alternatif
Pengobatan yang tidak mengarah pada kesembuhan atau belum ada bukti yang nyata tentang kesembuhan pasien.

2) Pendidikan formal/nonformal
Pendidikan yang mengajarkan ilmu pengetahuan tanpa merugikan orang lain dan tidak mengurangi kemampuan sumber daya manusia seperti Siklus Members Sistem (sebuah ilmu ekonomi yang harus dihapus)

3) Agama, dakwah/penyebaran ajaran lima agama resmi di Indonesia
Penyebaran ajaran yang menyangkut keyakinan/agama di luar lima agama resmi di Indonesia

4) Pemasaran produk secara langsung kepada konsumen atau dengan calo
Pemasaran yang langsung kepada konsumen tetapi tidak sesuai dengan kualitas produk. Dengan melalui calo, maksimal berantai tiga orang.

5) Jasa menyampaikan informasi, asuransi, pelayanan umum
Produk asuransi yang tidak bisa membuktikan secara nyata pada klien

6) Politik, partai politik yang menawarkan visi dan misi
Penyampaian visi dan misi partai politik yang bersifat memperdaya/membodohi

7) Hiburan yang menggunakan sugesti/hipnotis
Hipnotis pada pertunjukan sulap yang berdampak bagi penonton setelah pertunjukan berakhir. Kuis interaktif di televisi pada tengah malam.

8) Promosi/iklan melalui media cetak dan elektronik. Iklan pada media cetak dan elektronik yang bersifat menipu.

”Selamat berjihad”[anh]

* Anang Haryadi, penulis mengetik dengan menggunakan kedua kakinya di Komputer Pentium III, bertempat tinggal di Jl Ade Irma Suryani No 8 b Klangon – Bojonegoro, Jawa Timur 62113. Ia dapat dihubungi melalui hanphone: 085232633213 atau email: anank_bjn@yahoo.com.

LOW COST CARRIER: MAU MURAH ATAU SELAMAT? -

Oleh: Enggar K. Ruwino

Berbagi cerita tentang kemajuan teknologi sekarang ini memang merupakan topik yang menyenangkan untuk dibicarakan seperti halnya juga bidang penerbangan. Saat ini, dalam dunia bisnis penerbangan di Indonesia mulai diperkenalkan dengan jasa pengangkutan udara bertarif murah, atau yang biasa disebut dengan low cost carrier. Tren penggunaan jasa angkutan udara jenis low cost carrier ini sama persis seperti yang pernah saya alami waktu saya di Eropa. Semua menginginkan fasilitas ekslusif dengan biaya murah.

Di setiap bidang usaha penyedia jasa pastilah dapat kita rasakan dan lihat terdapat segi keuntungan dan kelemahannya. Begitu pula dengan bidang bisnis penerbangan ini. Berbicara mengenai keuntungan di bidang usaha ini, kita semua tahu dan paham bahwa dengan menggunakan jasa pengangkutan udara merupakan salah satu cara kita dalam menghemat waktu (efisiensi waktu) rencana perjalanan kita yang cukup jauh. Kecuali bicara dari segi efisiensi waktu, harga (fares) yang wajib kita bayar untuk bisa menikmati jenis low cost carrier adalah bersifat murah. Jadwal terbang pun bisa menjadi alternatif pilihan, apabila kita terbentur pada pilihan jadwal terbang yang ditawarkan oleh perusahaan pengangkut udara yang lainnya. Setelah kita bicara tentang keuntungan, dapat dipastikan kita juga merasakan kelemahan-kelemahan dalam menikmati jasa layanan low cost carrier ini.

Adakah kita sadar bahwa kita dituntut untuk tiba di bandara untuk melakukan registrasi penumpang dan barang minimal dua jam sebelum waktu keberangkatan? Hal ini pun pernah saya alami waktu saya menggunakan jasa angkutan udara low cost carrier di Eropa. Selain itu, kita juga ikut antre masuk berdesakkan, sesak dan tentunya melelahkan. Ada kalanya antrean menjadi tidak teratur. Ini bisa dikategorikan dalam ketidaknyamanan yang kita alami.

Melanjutkan dari proses awal sebelum penerbangan yang terjadwal dan tertulis di boarding pass berangkat, delay, keterlambatan waktu terbang, bisa mengakibatkan banyak kerugian bagi para calon penumpang jasa layanan ini. Walaupun dalam penghargaan waktu bagi setiap orang berbeda-beda, namun hal keterlambatan tersebut tentu dampaknya sangat merugikan orang yang bersangkutan.

Hal keterlambatan ini juga merupakan bagian dari ketidaknyamanan yang terakibat kepada calon penumpang jasa low cost carrier ini. Sebenarnya, hal keterlambatan waktu terbang ini diatur juga di aturan internasional. Bahwa, keterlambatan ini bisa dikenakan penggantian kehilangan seperti halnya kehilangan barang bawaan yang terdaftar di waktu kita melakukan registrasi.

No seat number. Saat kita memasuki ruang badan pesawat (cabin), kita juga kembali dihadapkan kepada ketidaknyamanan. Tidak terdapatnya nomor kursi untuk kita tempati selama perjalanan di udara. Jadi, kita harus berhadapan lagi dengan antrean, keributan, kekacauan, dan lain sebagainya. Lalu, beberapa saat pesawat terbang meninggalkan landasan, kita di dalam perjalanan tidak memperoleh konsumsi, baik makanan maupun minuman. Semua adalah merupakan akibat dari pemangkasan tarif yang wajib kita bayar harganya untuk menikmati jasa angkutan udara ini.

Hal yang paling mengkhawatirkan dari sharing kita ini, kemungkinan tidak banyak orang yang tahu soal hal tidak terdapatnya jaminan asuransi perjalanan yang disediakan oleh perusahaan low cost carrier ini. Aspek asuransi, merupakan salah satu jenis bentuk bidang usaha yang keberadaannya menjadi sangat penting, apabila terjadi sesuatu atau lebih spesifik terjadi kecelakaan atas diri kita yang sedang melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat udara. Walaupun tentunya, kita tidak akan pernah mengharapkan hal yang terburuk tersebut terjadi.

Pemangkasan biaya pun menjadi jelas. Karena, pihak perusahaan pengangkut udara tidak harus membebankan biaya dengan harga mahal akibat keharusan membayar sejumlah premi asuransi keselamatan dan kehilangan bagi para penumpang serta barang yang terdaftar diangkut.

Pada dasarnya, dengan menggunakan asuransi merupakan salah satu cara untuk mengatasi atau mengalihkan kerugian yang mungkin terjadi kepada pihak perusahaan asuransi. Dan, ini merupakan tren kelompok masyarakat modern dalam pengalihan tanggung jawabnya apabila terjadi kerugian atas risiko yang akan terjadi. Hal tersebut terkait dengan faktor risiko, serta dimaksudkan untuk mengatasi masalah kesulitan akan kelancaran ekonomi perusahaan jasa pengangkut udara tadi.

Selain itu, aturan tentang asuransi penerbangan juga disebut di dalam hukum internasional. Semuanya memang sengaja diatur, yang sepertinya dipaksakan oleh hukum internasional kepada masyarakat dunia untuk alasan keselamatan bersama.

Indonesia yang merupakan negara kepulauan pasti membuka lahan yang sangat luas bagi adanya penerbangan domestik. Melintasi pegunungan, perairan, atau melakukan kegiatan penerbangan di malam hari pun sudah bukan hal istimewa lagi sekarang ini.

Namun, ada kalanya hukum nasional yang mengacu pada hukum internasional tentang penerbangan terasa “silent” untuk penerbangan domestiknya. Padahal, semua kembali lagi merupakan kepentingan bersama; keselamatan dan keamanan penumpang, barang, dan kargo yang diangkut tersebut.

Asuransi penerbangan sebenarnya berbentuk sama persis seperti asuransi kendaraan bermotor, katakanlah mobil. Mengapa demikian? Karena bila terjadi suatu kerugian, yang terlindungi adalah penumpang dan barang bawaan yang ada dan terbawa di dalam mobil tersebut.

Namun, ada satu perbedaan yang kiranya jadi cukup mendasar. Khusus untuk penerbangan jenis ini, semua aktivitasnya dialihkan ke bandara-bandara kelas dua dan/atau kelas tiga. Mengapa demikian? Karena Pemerintah Uni Eropa paham betul bahwa penerbangan ini akan mengganggu kelancaran jadwal penerbangan dengan normal cost carrier. Alasannya bermula dari landasan pacu, run away, saat take off dan landing. Hal ini akan menyebabkan adanya banyak kendala. Perlu beberapa saat untuk saling bergantian untuk menggunakannya. Juga daya tampung bandara jadi lebih longgar.

Setelah kita selesai melakukan perjalanan dengan menggunakan low cost carrier ini, tentunya kita perlu melanjutkan perjalanan hingga tiba di tujuan akhir kita, bukan? Di Indonesia, sepertinya lebih manusiawi. Selarut apa pun kita tiba di bandara tujuan, masih ada jasa transportasi berikutnya, semisal seperti bus atau bahkan taksi. Tapi, di Eropa ada durasi waktu tertentu untuk beroperasinya angkutan umum.

Saya sempat, mau tidak mau, harus menginap di bandara tujuan, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan hingga sampai di rumah. Alhasil, saya dan teman-teman rombongan istirahat dengan tempat seadanya serta wajib waspada terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Kondisi seperti ini akan kita dapati di bandara-bandara yang menampung penerbangan low cost carrier, yaitu di bandara kelas dua dan/atau kelas tiga. Semua sepertinya terasa sangat menyedihkan, layanan diklaim eksklusif tapi dengan kenyataan yang begitu minim.

Namun, semua ini kembali lagi kepada kebutuhan dan kepentingan kita masing masing. Bagaimana menurut Anda? Pilihan ada di tangan Anda.[ekr]

* Enggar K. Ruwino adalah pemerhati masalah hukum penerbangan yang menempuh pendidikan pascasarjananya di Belanda. Alumnus Workshop SPP Writing Skill for Executives and Managers Angkatan Ke-8 ini dapat dihubungi di:

[Pembelajar.Com::]

HIDUP ADALAH DJOEANG



Oleh: Leonarda Katarina Erika Untung

Baru-baru ini saya kehilangan seseorang yang pernah menjadi rekan saya dalam beberapa tim. Sungguh sebuah keberuntungan bagi saya karena pernah bekerjasama dengannya. Panggilannya adalah Imo.

Satu hal yang sangat terkenang bagi saya ketika saya tergabung dalam sebuah kepanitiaan event yang memegang tiga bidang (publikasi, dokumentasi, dan dekorasi) sekaligus dan berkesempatan ber-partnerdengan Imo. Ketika itu saya sedang berada dalam kondisi sangat lelah sekali karena tanpa sadar saya telah overload dalam mengikuti berbagai kegiatan.

Pada waktu itu saya ingin menyerah dan berhenti, saat itu juga, karena beban emosi yang berusaha saya anggap angin lalu, serta keterbatasan sumber daya manusia pada event tersebut. Saya telah pasrah, terserah mungkin orang akan menilai saya tidak bertanggungjawab. Saat itu, perasaan serta semangat saya sudah campur aduk, down sekali.

Setelah saya dapat menenangkan diri, saya tetap datang ke sekretariat. Dan, Imo telah berada di sana. Saya masuk dan dalam beberapa menit hanya terdiam melihat seonggok karton, kertas, botol air mineral, dll, yang bertebaran di lantai. Pada waktu itu, benar-benar tidak terlintas di benak saya bahwa seharusnya saya bertindak sebagai seorang pemimpin yang mendorong semangat partner saya.

“Erika, kemarin Imo ke sini... Tapi Erika nggak ada. Mau diapain lagi, nih?” tanya Imo. Dan, dia dengan sigapnya mencari gunting. “Mo… kamu capek nggak, sih? Kita sejauh ini cuman berdua. Yang lain tiba-tiba banyak yang menghilang dan liburan. Kita juga nyerah aja yuk…? Ngapain capek-capek?” timpal saya. Karena, toh kalau pekerjaan dikerjakan dengan beban dan kekurangan orang juga tidak akan maksimal hasilnya. Di satu sisi, saya sangat perfeksionis dan ingin yang terbaik. Ini juga karena rasa cinta saya pada organisasi tersebut. Namun di sisi lain, saya tidak dapat mengingkari bahwa saya lelah, terutama secara mental.

“Eh, nggak boleh gitu... Udah biarin aja yang lain... Gimana pun kita tetap berjuang melakukan yang terbaik donk… Nggak usa dipikirin yang negatif. Hidup adalah djoeang... ,“ kata Imo sambil tersenyum. Dan, ucapan dia itu membuat saya tertawa sekaligus mengembalikan semangat saya. Kenapa? Karena ‘Djoeang’ adalah bagian dari nama lengkap si Imo. Dan, jayusan itu (anggapan saya pada waktu itu) telah berulangkali dia lontarkan selama saya berkesempatan satu tim dengan dia. Saya cukup heran karena bagaimana mungkin si Imo ini tetap bersemangat di kala deadline bertumpuk? Padahal, kondisinya cukup melelahkan karena pekerjaan tiga bidang sebagian besar dilakukan oleh Imo dan saya saja.

Dan, saat itulah saya belajar dari seorang Imo. Bahwa, apa pun yang terjadi, the show must go on. Dan benar, bahwa hidup ini memang perjuangan. Ketika kita memilih mengawali perjuangan tersebut, maka kita pun harus berjuang untuk mengakhirinya dan melawan rintangan yang ada. Ketika rasa down, malas, dll merintangi kita, sebenarnya pada saat itu kita mempunyai dua pilihan. Pilihan untuk tetap maju dan mencapai garis akhir, atau menyerah di tengah jalan. Ketika kita menyerah di tengah jalan, kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Yang ada hanyalah sebuah kegagalan, dan bukan hal mustahil apabila kita tetap terjebak ke dalam emosi negatif. Atau, kita dapat memilih mencari dan fokus pada hal positif, sekecil apa pun itu, dan memandang ke depan (bukan menoleh ke belakang). Kemudian, kita dapat berhasil mencapai target utama walaupun mungkin tidak sesempurna impian kita.

Selain itu , selelah apa pun Imo, dia memilih tersenyum, bukan mengeluh. Dan, senyum itu dapat mengandung berbagai macam makna bagi orang yang melihatnya. Semangat hidupnya menjadi sebuah pembelajaran yang berarti.

Hingga akhir hidupnya pun, Imo telah membuktikan bahwa hidup ini memang perjuangan. Dia memilih berjuang sendiri melawan penyakitnya dan tidak mengeluh. Ketika terakhir kali saya bertegur sapa dengan wajahnya yang cukup pucat, dia tetap tersenyum. Sungguh saya tidak mengira bahwa itulah senyuman terakhir yang dapat saya lihat darinya. “Hidup adalah Djoeang….”[lkeu]

~ Terinspirasi dari pengalaman pribadi. Djohanes Greimon Djoeang, terimakasih karena saya dapat mengenal dan belajar banyak selama hidupmu.

* Leonarda Katarina Erika Untung lahir di Jakarta, 24 Maret 1987 dan saat ini berstatus sebagai mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika. Tahun 2005-awal 2007 ia pernah aktif dan berprestasi sebagai story teller, scrabble player, dan tutor di Bina Nusantara English Club. Selain kuliah, ia adalah pengajar lepas komputer, desain, web freelancer, dan moderator di Jawaban.Com. Erika dapat dihubungi di: E-mail: erikauntung@yahoo.com atau blog: http://leoerk.multiply.com/

YOU = A SUPERSTAR



Oleh: Afra Mayriani

"I don’t kiss ass, I kick ass and let the world know about what I’m capable of doing."
~ Jennie S. Bev

Apa yang ada dalam benak Anda, ketika membaca sepenggal kalimat di atas? Mungkin bagi banyak dari Anda, tidak memiliki arti apa pun. "Ah, itu kan hanya sepenggal kalimat, yang tentu saja tidak begitu jelas konteksnya...." Mungkin, ada di antara Anda yang berpikir demikian.

Saya pribadi mendapatkan penggalan kalimat di atas secara tidak sengaja. Saat membaca artikel terbaru dari Jennie S. Bev, salah seorang penulis, motivator, dan guru yang sangat saya kagumi karya-karyanya, muncullah kalimat tersebut di antara ratusan kalimat yang ia tuliskan.

Maknanya begitu luar biasa. Ketika saya membacanya, langsung terhenyak dan terdiam sementara sampai kata terakhir. Memang betul banyak orang, terlebih saat ini, yang begitu menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Dan, salah satunya yang paling sering dilakukan baik sadar ataupun tidak sadar adalah dengan "kiss ass" atau “menjilat”.

Lucunya, pada hari ini saya juga mendapatkan telepon dari salah seorang sahabat saya, yang sudah cukup lama tidak bertemu. Ia bekerja di sebuah perusahaan properti terkemuka di Indonesia. Ia menceritakan keluhannya, tentang rekan kerjanya yang termasuk kategori si "penjilat". Dan ironisnya, ternyata atasannya sendiri memang menyukai bila bawahannya dapat "menjilatnya” setiap saat.

Kembali lagi pada konteks mengenai kiss ass tadi. Yang akan saya bahas adalah soal ‘jilat dan senang dijilat’ dalam urusan pekerjaan. Baik itu dalam bisnis ataupun hanya dalam soalan kantor biasa.

Sepertinya, permasalahan jilat dan menjilat atau senang dijilat itu tadi telah membudaya di beberapa perusahaan ataupun kultur bangsa ini (sepanjang pengamatan saya, lho). Kalau masih nempel diingatan Anda pun, dulu pernah ada istilah ABS alias Asal Bapak Senang, yang digunakan sebagai ledekan terhadap orang-orang pemerintahan yang sering menjilat dan senang dijilat tadi. Apakah istilah tersebut masih dipakai sampai saat ini? Saya pribadi kurang begitu tahu. Namun, yang jelas kesenangan menjilat dan dijilat tetap eksis sampai sekarang.

Lalu, mengapa sih kok orang senang sekali menjilat dan dijilat?

Sebenarnya, menjilat atau kiss ass itu dilakukan karena orang yang melakukannya ingin cepat mendekati sang atasan, tentunya dengan segala tujuannya tersendiri. Baik yang sudah berani terang-terangan ataupun yang hanya sekadar diam-diam saja, berlagak polos agar tidak tercium oleh rekan ataupun pihak-pihak yang lainnya. Dan, atasan yang senang dijilat, justru menggambarkan sosok yang tidak berwibawa dan termasuk orang yang tidak memiliki hati yang tulus. Yang dapat melihat secara objektif kemampuan dan prestasi setiap bawahannya. Ada juga atasan yang gila hormat, sehingga sangat senang dan bangga bila ia “dijilati” oleh orang-orang yang berada di sekitarnya. Menurut Anda?

Padahal, sangat luar biasa bila tanpa melakukan aksi menjilat tadi, Anda dapat melakukan setiap pekerjaan apa pun itu secara baik dan penuh tanggung jawab. Toh, bila Anda berhasil menunjukkan siapa diri Anda dengan memberikan kualitas yang prima di setiap hal yang Anda kerjakan, akan lebih membanggakan baik secara mental ataupun spirit yang ada di dalam diri Anda. Bukan begitu?

Menurut saya, tidak semua orang mau berkeringat berlebihan (istilah saya), bila bisa mendapatkan promosi ataupun proyek bergengsi dari atasan hanya dengan menjilat atasan Anda. Dan, lihat saja, rekan lain yang telah mati-matian berusaha keras tanpa menjilat, tetap akan berada di belakang. Usia muda, sudah bisa menjadi bos besar. Atau baru memasuki awal 30 tahunan, sudah bisa punya segalanya, baik itu gaji besar, rumah mewah dan masih banyak lagi. Inilah, beberapa hal yang meracuni setiap pikiran individu hingga sampai menghalalkan segala cara untuk mencapainya.

Memang sih, tidak salah memiliki motivasi dan ambisi besar untuk mencapai kesemua mimpi-mimpi indah tersebut. Tetapi, alangkah lebih baik, bila kesemuanya dicapai dengan kerja keras walaupun bermadikan keringat dan air mata.

Dan, bila tersedia jalan yang positif, mengapa masih banyaakk sekali orang yang tidak mau. Budaya instan. Itulah yang menurut saya, menjadi landasan utama orang untuk melakukan aksi menjilat-dijilat.

Kembali ke penggalan kalimat Jennie di atas tadi, semangat luar biasa terpancar dari kata-kata, “...let the world know know about what I’m capable of doing. Be Brave!” menghadapi dunia secara jantan dengan berperisai semangat luar biasa dan keinginan untuk terus belajar dan maju. Sebab, hanya orang-orang yang sudah enggan atau malas untuk belajar saja, yang sering menghalalkan segala cara termasuk kiss ass tadi.

Tunjukkan diri Anda bukan dari penampilan luar Anda, ataupun betapa cantik dan menawannya Anda. Bahkan bukan dengan manisnya madu yang keluar dari mulut Anda. Tunjukkanlah diri Anda melalui hal-hal yang mampu Anda kerjakan dan menghasilkan hal-hal positif luar biasa baik bagi diri Anda sendiri ataupun bagi orang-orang di sekitar Anda. Termasuk untuk pekerjaan Anda di kantor.

“Karena kesuksesan yang telah dicapai, bila tanpa pengorbanan adalah kebahagiaan semu belaka.”
~ Afra Mayriani

So, mari bersama kick ass and show the world with any amazing capabilities that we can doing. [am]

* Afra Mayriani saat ini ia bekerja di salah satu perusahaan televisi berlangganan di Jakarta. Menjadi seorang penulis hebat adalah salah satu cita-citanya. Beberapa artikelnya pernah dimuat di Pembelajar.com. Alumi Sekolah Penulis Pembelajar (SPP) ini tengah menyelesaikan naskah buku pertamanya yang bertema karier. Ia bisa dihubungi di email: aframayriani@yahoo.com atau melalui weblognya di http://aframayriani.wordpress.com

AKSI MAHASISWA TANPA SIMPATI PUBLIK, OMONG KOSONG!



Oleh: Ari Juliano Gema

Bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan dalam demonstrasi menentang kenaikan harga BBM merebak di mana-mana. Saya tidak tertarik menjadi ’hakim’ yang mempersoalkan siapa yang salah atau yang benar dalam bentrokan tersebut. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa apa pun alasannya aksi mahasiswa harus dilakukan tanpa kekerasan!

Mahasiswa memang patut bergerak untuk menyuarakan kepeduliannya atas kondisi bangsa saat ini. Sejarah menunjukkan bahwa gerakan mahasiswa/pemuda memiliki andil besar dalam perubahan situasi dan kondisi bangsa ini. Apabila mahasiswa berdiam diri saja dengan keadaan saat ini, maka hal itu justru akan menimbulkan tanda tanya besar.

Namun, aksi mahasiswa bukannya tanpa strategi. Mahasiswa sebagai kaum terpelajar harus mampu memerhitungkan dampak dari aksi yang dilakukannya. Dampak yang paling penting dari aksi mahasiswa adalah timbulnya simpati dan dukungan dari masyarakat. Suatu aksi mahasiswa tidak akan pernah berhasil mencapai tujuannya tanpa simpati dan dukungan dari masyarakat.

Yang dimaksud masyarakat itu bisa siapa saja. Bisa ibu rumah tangga, karyawan swasta, atau pejabat negara. Bahkan bisa saja aparat keamanan yang bertugas menjaga aksi mahasiswa. Tahu kan kenapa dalam aksi-aksi demonstrasi di berbagai negara sering kali aparat keamanan akhirnya bergabung dengan para demonstran? Jawabnya sudah jelas: simpati!

Mahasiswa tidak akan dapat meraih simpati publik apabila aksi mahasiswa dilakukan secara barbar, tanpa strategi yang jelas. Aksi mahasiswa yang memancing bentrokan dengan aparat keamanan jelas tidak akan menghasilkan apa-apa. Menang jadi arang, kalah jadi abu.

Masyarakat mendambakan aksi mahasiswa yang cerdas dan beradab. Semua orang sudah jenuh dengan kekerasan. Ada isu-isu lain yang harus segera disikapi mahasiswa ketimbang ngotot mempertanyakan kenaikan harga BBM.

Isu-isu lain yang penting itu adalah mengenai program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Pemilu 2009. Sudah bukan rahasia lagi apabila dalam pelaksanaan program BLT mengalami banyak penyimpangan. Mahasiswa seharusnya bisa menyikapi dengan membangun jaringan mahasiswa untuk memantau pelaksanaan program BLT ini. Pantau dan laporkan setiap penyimpangan yang terjadi, maka siapa pun akan berpikir panjang untuk menyalahgunakan program BLT.

Masalah Pemilu 2009 juga harus menjadi perhatian dari mahasiswa. Kerja KPU yang lambat dan pengawasan tahapan pemilu yang belum efektif menjadi isu krusial saat ini. Ketidakberesan persiapan dan pengawasan pemilu akan memperbesar kemungkinan terpilihnya wakil-wakil rakyat yang akan menambah terpuruknya kondisi bangsa. Mahasiswa seharusnya bisa berperan nyata dalam situasi ini. Sebagai contoh, pada Pemilu 1999, mahasiswa dari berbagai kampus pernah melakukan aksi nyata dengan membentuk Jaringan Perguruan Tinggi Pemantau Pemilu/UNFREL (University Network for Free and Fair Election). Pada saat itu, UNFREL mampu memberikan pendidikan pemilu untuk masyarakat serta memantau tahapan pemilu.

Maju terus mahasiswa Indonesia!

Kami tunggu aksi unjuk kecerdasanmu, bukan aksi unjuk kekerasanmu![ajg]

* Ari Juliano Gema adalah seorang pengacara lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang gemar mendengarkan musik rock dan mengeksplorasi bass gitar di waktu senggangnya. Minatnya pada masalah hukum dan sosial kemasyarakatan dituangkannya dalam beberapa artikel yang telah dimuat dalam media cetak dan online, serta sebuah buku berjudul ”Membangun Profesi Konsultan Hak Kekayaan Intelektual” (Hukumonline, 2006). Ia dapat dihubungi di email: email: ari.gema@ahp.co.id. Kumpulan tulisannya dapat dilihat di blog pribadinya yang beralamat di http://arijuliano.blogspot.com

ANDA GAGAL? JANGAN SALAHKAN SIAPA-SIAPA!

Oleh: Mario Einstain

Apa yang Anda tolak justru akan bertahan karena jika Anda menolak sesuatu, Anda berkata, “Tidak, saya tidak menginginkan hal ini, karena ini membuat saya merasa begini, perasaan yang saya rasakan saat ini.” Jadi, Anda memancarkan sebuah emosi yang sangat kuat dari “saya sungguh-sungguh tidak menyukai perasaan ini”. Dan, perasaan tidak menyenangkan itu justru akan mendatangi Anda dengan cepat.
~ Bob Doyle
(Pencipta dan Fasilitator Program Wealth Beyond Reason, Guru The Secret)

Ada begitu banyak formula untuk menjadi kaya dan sukses dalam kehidupan ini. Apalagi ditambah kehadiran buku The Secret yang sangat fenomenal sekaligus menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Apa pun respon atas buku The Secret, kita tetap bisa mengambil banyak hal yang berguna dari buku itu. Khususnya mengenai mantapnya kekuatan berpikir positif dalam mewujudkan berbagai keinginan kita.

Saya ingin mencoba memberikan rahasia yang belum ada di dalam The Secret, yaitu The Secret of A True Spiritual Enlightment (rahasia pencerahan spiritual sejati) atau rahasia sukses dalam mencari kekayaan sejati di dalam hidup ini.

Kalau hidup Anda sekarang belum mengalami kekayaan dan kesuksesan, jangan salahkan siapa-siapa atas kegagalan kita. Inilah kunci yang saya mau bagikan kepada Anda semua. Jangan pernah menyalahkan siapa-siapa atas setiap kegagalan yang Anda alami, atau atas kesuksesan dan kekayaan yang belum Anda dapati saat ini. Karena hidup adalah perjalanan dan proses pembelajaran, jangan sekali-kali Anda marah kepada siapapun di dalam hidup ini jika Anda belum berhasil dan kaya di dalam kehidupan ini.

Seperti pengalaman salah seorang teman, yang gagal mendapatkan kenaikan jabatan di sebuah perusahaan IT multinasional. Padahal selama empat tahun dia sudah berusaha menjadi karyawan teladan yang rajin bekerja, tidak pernah bolos, dan selalu memenuhi deadline. Bahkan saking berdedikasinya kepada perusahaan, setiap kali mengambil cuti tidak pernah lebih dari dua hari. Namun, jabatan manager IT yang diidamkannya tak kunjung teraih juga. Akibatnya, dia merasa frusrtasi dan putus asa.

Kita mungkin cenderung mencari kambing hitam atas kegagalan kita dengan menyalahkan orang-orang terdekat seperti istri atau suami, anak-anak, orangtua, dan bahkan keadaan ekonomi bangsa yang kurang kondusif. Bahkan jika sudah tidak ada kambing hitam, kita bahkan akan mencari “gajah hitam” yang ebih besar guna mencari atau melemparkan sebab kegagalan yang kita alami.

Orang yang mencari-cari atau menyalahkan siapa-siapa tidak pernah belajar dalam hidupnya. Orang seperti ini hanya mencari pembenaran atas kegagalan yang mereka terima tanpa belajar dari kegagalan itu sendiri. Dan, tidak sedikit dari orang-orang yang saya temui, selalu menyalahkan keadaan, menyalahkan diri, dan bahkan menyalahkan orang lain atas setiap kegagalan atau keberhasilan yang belum diraihnya.

Sikap menyalahkan orang lain dan terlebih lagi menyalahkan keadaan tidak menjadikan Anda lebih baik dari orang lain. Karena, belajar adalah proses perubahan, dan orang yang mau mengubah mindset yang salah tentang kegagalan dapat menjadikan kita sebagai pemenang atau bahkan lebih dari pemenang.

Sikap untuk menyalahkan orang lain hanya membenarkan keadaan mental kita yang miskin dan lemah. Dan, kebenaran ini tidak ada manfaatnya bagi kehidupan kita sampai Anda dan saya benar-benar memutuskan untuk tidak menyalahkan keadaan bahkan orang lain di sekitar kita.

Seperti nasihat yang diberikan oleh para motivator terkemuka, jika kita ingin kaya raya baik secara mental dan materi, serta berhasil di dalam hidup ini, maka jangan pernah menyalahkan siapa-siapa atas keadaan kita sekarang. Juga jangan menyalahkan lingkungan kita. Tetapi, syukurilah keadaan atau keberadaan di mana kita berada sekarang. Jika sudah mensyukuri dan menerima keadaan kita sekarang, maka belajarlah lebih baik. Belajarlah dari orang-orang terbaik. Serta, lakukan yang terbaik dalam hidup ini. Dan tidak lupa, untuk memperkatakan hal-hal yang baik di dalam hidup ini. Maka, kekayaan serta kesuksesan sejati akan mendatangi kehidupan Anda.

Seorang yang kaya secara mental tidak pernah menyalahkan siapa-siapa terhadap kegagalan atau kesuksesan yang belum diterimanya. Tetapi, orang yang kaya secara mental selalu belajar dari setiap kejadian yang diterimanya di dalam kehidupan ini.

Kita bisa belajar dari orang-orang terbaik yang kita kenal di bidangnya dan mendapatkan hal yang baik dari orang-orang terbaik yang kita temui. Seperti yang dikatakan Profesor Yohanes Surya, bahwa Alam Semesta Akan Mendukung (MESTAKUNG) Anda untuk mendapatkan semua yang Anda pikirkan, dan Anda tidak perlu memikirkan bagaimana cara alam semesta untuk menjawab semua keinginan Anda, karena alam semesta akan mencari sendiri jawaban atas keinginan Anda. Yang Anda perlukan hanya keyakinan untuk memperoleh keinginan tersebut.

Terimalah keadaan Anda sekarang, syukuri atas setiap kejadian yang sudah terjadi di dalam hidup ini. Dan, belajarlah untuk berubah serta mengambil tindakan dan keputusan untuk berubah saat ini juga, karena hari esok tak akan pernah datang dan masa lalu sudah lewat. Tetapkan langkah saat ini juga untuk berusaha menjadi manusia yang kaya secara spritual.

Inilah The Secret of A True Spiritual Enlightment, yaitu dengan memiliki daya juang yang tinggi, gigih, kukuh, tegar, proaktif, dan pantang menyerah. Maka, kesuksesan akan menghampiri kehidupan Anda. Saya yakin sekali hidup Anda akan berubah setelah Anda memiliki sikap mental yang benar di dalam kehidupan ini. Saya tunggu cerita sukses yang Anda alami setelah membaca tulisan ini, supaya saya bisa bagikan kembali kepada banyak orang untuk membangun, mencerahkan, memotivasi, dan menginspirasi kehidupan orang lain.

Bagaimana dengan Anda?[me]

* Mario Einstain adalah anak seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) biasa yang tidak menyerah dengan keadaan ekonomi keluarga yang sulit. Ia senang berbagi ide dan pemikiran kepada orang banyak. Selain itu ia gemar mempelajari sifat dan karakter manusia untuk mencapai kesuksesan sejati. Saat ini, ia sedang mempelajari perencanan keuangan, asuransi, dan investasi. Mario adalah alumnus Sekolah Penulis Pembelajar (SPP) Angkatan III. Ia ingin menjadi seorang motivator muda, sekaligus sedang menyelesaikan penulisan buku perdananya. Mario dapat dihubungi di nomor hp: 08159839928 atau email: mario_einstain@yahoo.com

SEKARANG ANDA SUDAH KAYA

Oleh: Sugeng Widodo

”Barangkali tidak terpikir bahwa sesungguhnya setiap orang memiliki aset yang jika dinilai dengan Rupiah tak terhitung jumlahnya. Dengan aset pribadi yang dimiliki saat ini setiap orang layak mendapatkan yang terbaik. Sayangnya sebagian besar orang belum menyadari fakta ini dan akhirnya aset yang besar itu cenderung diabaikan begitu saja.”

Kalau Anda diminta untuk menunjukkan satu hal saja yang membuktikan bahwa Anda adalah orang kaya, apa jawaban Anda? Saya berpendapat jawaban yang paling tepat adalah anugerah Tuhan berupa kehidupan. Singkatnya, kita masih hidup saja itu sudah merupakan kekayaan yang luar biasa nilainya. Semua yang kita capai dan kita miliki menjadi tidak bernilai di dunia ini kalau kita tidak hidup. Apa pun keadaan kita jika masih hidup, kita layak bersyukur.

Ingat bahwa kehidupan ini adalah pemberian Allah. Setiap saat apabila Dia menghendaki bisa saja mencabut pemberian itu dari kita. Ingin bukti, pada tahun 2007 setidaknya ada dua selebriti kita yang meninggal dunia secara mendadak. Belum hilang ingatan kita pada Juli 2007 Taufik Savalas, komedian, presenter, pemain sinetron, dan bintang iklan terkenal meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di Purworejo Jawa Tengah dalam perjalanan pulang ke Jakara. Padahal hari sebelumnya ia sehat wal afiat.

Di penghujung 2007 tepatnya pertengahan Desember, komedian, pemain sinetron, dan bintang iklan terkenal yang Basuki juga meninggal secara mendadak ketika sedang bermain futsal di Cibubur Jakarta. Padahal, sebelumnya, menurut keluarga, almarhum tidak ada tanda-tanda sakit.

Oleh karena itu, banyak hal selain kehidupan ini yang perlu kita syukuri. Sebut saja misalnya, kita masih bisa bangun setiap pagi, tidur setiap malam, hidung untuk bernapas, mulut untuk makan, mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, kaki untuk berjalan, tangan untuk bekerja, keluarga, teman, tubuh yang sehat, otak untuk berpikir, hati untuk merasakan, kesadaran bertuhan, waktu 24 jam sehari, dan maupun yang lainnya.

Jadi, rasanya kita tidak ada alasan lagi untuk merasa berkecil hati, tidak percaya diri, merasa kurang beruntung, stres, dan sebagainya. Fakta membuktikan banyak potensi terdapat di dalam diri kita. Semua potensi itu merupakan aset yang nilai ekonominya bukan sekadar jutaan rupiah, miliaran rupiah, bahkan bisa tak terhingga nilainya tergantung kita memaknainya.

Tubuh yang Sehat dan Kesempatan
Setelah kehidupan barangkali kekayaan kita kedua yang paling penting dalam hidup ini adalah kesehatan dan kesempatan. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW menegaskan begitu tinggi nilai kesehatan dan kesempatan. Beliau bersabda, ”Ada dua macam kenikmatan yang sering diabaikan oleh sebagian besar orang yaitu kesehatan dan kesempatan.”

Tak seorang pun yang membantah bahwa saat ini biaya perawatan di rumah sakit tergolong mahal. Jika Anda sakit dan dirawat di rumah sakit, paling cepat tiga hari baru pulang. Biaya untuk perawatan di rumah sakit selama tiga hari itu memakan biaya jutaan bahkan bisa puluhan juta rupiah tergantung jenis penyakit.

Coba diermati lagi lebih detail, berapa rupiah Anda menghargai nilai satu tangan Anda. Apakah Anda bersedia dibayar 100 juta rupiah untuk satu tangan Anda? Bagaimana dengan kaki Anda, mata, telinga, hidung, organ tubuh lain seperti ginjal, jantung, hati, otak di kepala, dan sebagainya. Berapa nilai rupiah semua yang ada di dalam diri kita sungguh tak ternilai harganya.

Coba bayangkan, kalau fungsi otak kita diambil oleh Tuhan. Mungkin akibat suatu kecelakaan, kita mengalami kerusakan di bagian otak sehingga otak itu tidak lagi berfungsi secara normal. Apa yang terjadi, mungkin syaraf-syafaf tubuh kita tidak berfungsi sehingga ada bagian-bagian tubuh kita menjadi tidak berfungsi dengan baik. Hidup kita pun menjadi tidak berguna seperti yang kita inginkan. Artinya, berapa nilai otak kita? Anda tentu setuju kalau dikatakan bahwa nilai otak kita sungguh luar biasa. Tak seorang pun yang berakal sehat mau ditukar otaknya dengan apa pun di dunia ini.

Jika tubuh sehat banyak kesempatan terbuka bagi kita untuk melakukan apa pun yang kita inginkan. Kesempatan mencari nafkah untuk keluarga. Kesempatan untuk belajar meningkatkan keahlian dan komptetensi. Kesempatan menyiapkan bekal di akhirat melalui prestasi ibadah. Kesempatan untuk bercinta dengan kekasih. Kesempatan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kesempatan menikmati hobi, dan masih banyak kesempatan lain.

Mental dan Spiritual
Kalau yang fisik dalam bentuk organ tubuh yang kelihatan saja begitu tinggi nilainya apalagi yang tidak tampak, seperti pikiran, perasaan, dan kesadaran kita termasuk yang bersifat spiritual. Banyak hal yang tidak tampak oleh mata tetapi perannya sangat besar dalam hidup kita. Sayangnya karena hal-hal yang tidak tampak itu menjadi bagian dari hidup kita yang sudah biasa kita alami maka kita pun cenderung kurang memperhatikan. Padahal segala sesuatu yang tidak tampak itu boleh jadi kekuatannya justru sangat dahsyat.

Anda ingin tahu buktinya? Anda percaya keberadaan Tuhan. Bagi kita yang percaya keberadaan Tuhan, kehadiran Tuhan dalam hidup kita dan di alam ini sungguh mutlak dan penentu segala-galanya.

Penjelasan yang lebih sederhana misalnya tentang pikiran. Banyak pakar di bidang pengembangan diri mengungkapkan betapa pikiran memiliki kekuatan yang besar. Salah satu kekuatan pikiran adalah kekuatan daya tarik. Jika Anda memiliki suatu ide maka ide itu akan menarik segala sesuatu yang sesuai dengan ide tersebut.

Jika Anda seorang agen asuransi punya ide bahwa tahun ini merencanakan punya penghasilan setahun sebesar Rp 1 miliar dari hasil komisi. Ide ini kalau terus-menerus terlintas dalam pikiran Anda dan akhirnya Anda pun percaya bahwa penghasilan sebesar itu dapat direalisasikan, maka seiring dengan jalannya waktu Anda pun akan menarik semua hal yang sesuai dengan ide tersebut.

Anda akan dibimbing oleh pikiran bawah sadar Anda melalui pengaktifan sistem reticular untuk membantu Anda mewujudkan ide itu menjadi kenyataan. Misalnya, Anda akan memiliki ide kreatif untuk mencari prospek yang potensial, Anda akan bertemu dengan orang-orang tepat, Anda akan melihat pasar-pasar potensial siap untuk digarap, dan akhirnya Anda pun dapat mewujudkan ide Anda menjadi nyata.

Perasaan termasuk benda yang tak kelihatan, tetapi memilki kekuatan yang dahsyat. Anda ingat peristiwa bom yang meledak di Kuta, Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Hotel Marriot, dan berbagai peristiwa teror yang memakan banyak korban. Semua itu juga buah dari ledakan perasaan mungkin marah, benci, atau kerinduan untuk mati syahid. Intinya perasaan memiliki kekuatan menggerakkan suatu tindakan.

Mari kita lihat pengalaman kita sendiri sehari-hari. Sebagai agen asuransi Anda tentu berkewajiban berkunjung ke prospek untuk presentasi penjualan. Lalu mengapa Anda merasa berat untuk meninggalkan rumah, meninggalkan kantor, untuk pergi bertemu dengan prospek. Pernahkah Anda mengalami perasaan malas, jenuh, kecewa, sakit hati, marah, sehingga Anda akhirnya memlih tidak berkunjung ke prospek dan lebih memilih tinggal di kantor atau di rumah saja? Itu menunjukkan bahwa perasaan, benda yang tidak tampak, juga berperan besar untuk membuat Anda bertindak atau tidak.

Pikiran dan perasaan kita apabila dikelola dengan baik maka akan menjadi kekuatan kita untuk meraih banyak hal yang kita inginkan. Sebaliknya, apabila kita tidak secara sengaja mengelola dengan baik pikiran dan perasaan kita, maka otomatis kita pun akan mudah dikendalikan pikiran dan perasaan kita sendiri yang mungkin justru dapat merugikan kita sendiri.

Aspek lain yang tidak dapat diremehkan adalah aspek spiritual dalam diri kita. Kesadaran kita untuk memaknai apa yang kita miliki, kita lakukan, dan apa yang ada di lingkungan ikut menentukan apakah kita dapat menikmati hidup ini atau tidak.

Secara faktual, motivasi yang memiliki kekuatan sangat besar untuk mengubah hidup kita adalah motivasi yang bersumber dari nilai-nilai spiritual. Nilai-nilai spiritual bisa bersumber dari manusia, alam, dan Tuhan. Nilai-nilai spiritual memang tidak selalu berhubungan dengan agama. Tetapi, nilai-nilai spiritual yang dapat menjamin hidup kita menjadi lebih baik dan berbahagia adalah nilai-nilai spiritual yang dikaitkan dengan keberadaan Tuhan.

Pikiran dan perasaan maupun spiritual kita sungguh merupakan aset yang dapat kita gunakan untuk meningkatkan level kehidupan kita menjadi lebih baik. Semua tergantung pada Anda pribadi. Mau atau tidak, bisa atau tidak, menggunakan semua aset itu untuk beranjak dari keadaan Anda sekarang kepada keadaan yang lebih baik lagi.

Pengalaman dan Jaringan Sosial
Perjalanan hidup kita selama ini dalam bentuk pengalaman maupun hubungan sosial sesungguhnya juga bagian dari kekayaan kita yang siap untuk dijadikan modal meraih masa depan gemilang.

Berapa usia Anda sekarang? Bukankah sepanjang hidup Anda selama ini mengandung banyak pengalaman sekaligus hubungan dengan banyak orang lain. Pengalaman dan orang-orang yang telah Anda kenal sejak Sekolah Dasar, SMP, SMU, dan Perguruan Tinggi adalah aset Anda.

Ada ungkapan bijak ”Pengalaman adalah guru yang paling baik”. Pengalaman hidup Anda bertahun-tahun sesungguhnya merupakan tabungan yang nilainya tinggi. Tabungan itu bisa berupa pengetahuan, keterampilan, maupun teman. Tabungan yang bersumber dari pengalaman itu dapat menjadi petunjuk serta modal untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan. Kabar baiknya, Anda pun bisa belajar dari pengalaman orang lain yaitu teman, atasan, maupun keluarga Anda. Dengan belajar dari pengalaman orang lain, Anda bisa menyingkat waktu karena tidak perlu mengalami sendiri dalam kurun waktu yang panjang. Bahkan, Anda pun bisa menghemat energi dan usia Anda untuk hal-hal yang lebih penting.

Secara spesifik saya perlu menekankan pentingnya modal sosial atau jaringan sosial bagi Anda. Sesuai dengan profesi Anda di bidang penjualan termasuk agen asuransi jiwa, Anda membutuhkan jaringan sosial yang besar. Siapa yang Anda kenal, siapa yang mengenal Anda, bahkan siapa yang dikenal oleh teman-teman Anda, bisa membantu Anda meraih keberhasilan bisnis.

Intinya, untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis dan memperbaiki kondisi ekonomi, kita membutuhkan modal sosial yaitu: Pertama, jaringan sosial berupa nama-nama yang telah Anda kenal. Kedua, kemampuan Anda mengembangkan jaringan sosial. Jika kita mampu meningkatkan dan memberdayakan secara efektif modal sosial yang menjadi bagian kekayaan kita ini maka keberhasilan tinggal menunggu waktu saja.

Anda Layak Mendapatkan yang Terbaik
Fakta-fakta yang ada di dalam diri maupun di sekitar kita menunjukkan bahwa sesungguhnya setiap orang dan kita semua adalah orang kaya. Jika Anda masih merasa berat hati menerima pernyataan di atas, mungkin tepatnya, setiap orang berpotensi menjadi orang kaya.

Dengan segala potensi yang kita miliki, sungguh kita layak dan sangat layak menjadi orang hebat dan memiliki level kesejahteraan yang baik, lebih baik, dan lebih baik lagi. Untuk mewujudkannya memang tidak mudah seperti membalikkan tangan. Diperlukan usaha, waktu, kemampuan, dan kerja keras.

Itu juga berarti tidak alasan bagi kita untuk merasa tidak punya modal, tidak punya bakat, bahkan tidak boleh ada perasaan sedikit pun dalam diri kita bahwa kita tidak layak mendapatkan kehidupan yang baik. Kita punya hak, potensi, dan kesempatan yang sama untuk meraih kehidupan yang baik bagi diri maupun keluarga. Ingat kita semua layak mendapatkan yang terbaik dan apa yang kita inginkan.

Mulai sekarang kita perlu mengganti citra diri yang sebelumnya negatif dan tidak mendukung kita, dengan membentuk citra diri baru yang positif. Citra diri sebagai orang yang layak sukses, sejahtera, dan bahagia. Dengan kata lain kita harus memandang diri kita sendiri sebagai orang yang memiliki kemampuan menjadi orang sukses, orang sejahtera, dan orang yang hidup bahagia. Tidak boleh ada lagi pikiran, perasaan, dan pandangan negatif terhadap diri sendiri.

Singkatnya kita harus berdamai dengan diri sendiri dulu. Kita harus memaafkan diri kita sendiri yang selama ini telah memdang diri sendiri secara negatif. Memaafkan orang lain yang selama ini telah meremehkan kita. Lupakan semua pengalaman negatif di masa lalu.

Saatnya sekarang kita menyadari bahwa diri kita adalah orang berpotensi untuk menjadi orang sukses, kaya dan terhormat. Anda layak mendapatkan yang terbaik dalam hidup ini termasuk kekayaan, kesejahteraan, dan kebahagiaan. Tidak perlu ada yang dikhawatirkan lagi. Nikmati saja hidup ini. Jalani sesuai dengan kemampuan terbaik Anda. Terus tantang diri untuk naik ke level lebih tinggi. Anda mampu.[sw]

* Sugeng Widodo, S.Sos, MM, AAIJ, LUTCF adalah alumnus Fisip Universitas Indonesia tahun 1999 dan program magister manajemen STIE Dharma Bumiputera tahun 2000. Saat ini ia menjabat Kepala Bagian Pemberdayaan Organisasi, Divisi Askum, AJB Bumiputera 1912. Ia adalah alumnus SPP workshop “Cara Gampang Menerbitkan Buku Sendiri” Angkatan I yang suka menulis artikel di harian “Bisnis Indonesia” dan majalah “Proteksi”. Sugeng dapat dihubungi di: sugeng_widodo@bumiputera.com.

ONE EMPLOYEE ONE BLOG: LOOK AT THE BRIGHT SIDE OF BLOGGING AT WORK

Oleh: Adjie

Ini adalah lanjutan dari tulisan saya sebelumnya, yang mengungkap serba sedikit tentang aktivitas blogging, khususnya oleh pekerja. Tulisan berikut coba menggali lebih dalam peluang apa saja yang bisa dimanfaatkan dari aktivitas blogging. Dan sebagaimana tulisan sebelumnya, saya menyamakan pengertian blogging dengan journal writing atau journaling. Sebagai acuan dasar, saya kutip pendapat D. Cleement sebagai berikut:

“Writing about whatever is important to you right then and there is journaling. Tracking what you have planted in your garden is journaling. Writing about the family holidays together, or coffee with a friend is journaling.”

Secara sederhana journaling berarti menuliskan apa saja yang Anda anggap penting. Begitu juga dengan blogging—yang adalah versi elektronik dari journaling–sebenarnya adalah kegiatan menuliskan apa saja yang menurut Anda menarik atau penting. Memang ada pendapat lain yang menegaskan perbedaan mendasar antara aktivitas journaling dengan kegiatan menulis biasa. Namun, saya tak hendak membahasnya pada kesempatan sekarang. Untuk kepentingan praktis, maka kerangka dasar di atas saya pikir sudah cukup sebagai panduan.

Sebelum lebih jauh bicara gambaran umum pemanfaatan blogging/journaling dalam dunia kerja, saya teringat kembali pada pengalaman pribadi sejauh ini. Sebagai pekerja, beberapa tahun terakhir saya memang mengambil manfaat dari aktivitas blogging/journaling ini. Ruting mencatat sejumlah kejadian yang menarik buat saya, membuat saya lebih terbuka pada banyak sudut pandang. Pemahaman saya terhadap kompleksitas persoalan dalam dunia kerja perlahan bertumbuh. Empati saya terhadap perbedaan sudut pandang dan kepentingan antarpekerja, atau antara pekerja dengan pengusaha juga membaik. Ini jelas memudahkan interaksi yang saya bangun. Pola ungkap saya semakin diwarnai pertimbangan dari banyak sudut pandang. Pendek kata, selain menjadi penyaluran untuk melepas ketegangan yang ada, journaling/blogging juga membantu saya untuk jadi lebih open mind.

Beranjak dari pengalaman pribadi itulah, saya meyakini ada banyak manfaat lain yang bisa diambil dari aktivitas blogging. Dan penelusuran saya pada sejumlah sumber sungguh membuat saya tercengang. Banyak ahli, praktisi, maupun konsultan yang ternyata sudah melakukan kajian lebih jauh dan lebih mendalam. Sejalan dengan itu, saya melihat gagasan mereka layak saya ungkap di sini. Pertama agar menguatkan keyakinan para blogger untuk lebih seksama memanfaatkan aktivitas blogging. Kedua, agar para pengusaha juga lebih terbuka terhadap peluang yang ada. Blogging tidak selalu jadi aktivitas yang menyita waktu dan fasilitas kantor. Ada sejumlah manfaat yang bisa diambil, dan itu baik untuk kinerja perusahaan secara umum.

Praktik Blogging/Journaling dalam Dunia Kerja
Sejauh yang saya rasakan, journaling memang membantu saya untuk melepas ketegangan. Dan, selaras dengan pengalaman itu, ada pandangan menarik berikut (yang maaf saya lupa sumbernya), yang menyebut bahwa:

“When people clear the mental clutter, they are freer to focus on the tasks at hand and devote themselves more fully to projects. The skills people learn in a journaling program are easily transferable to the workplace and can help morale and relationships on the job.”

Jika karyawan bisa melepaskan ketegangan, maka mereka bisa lebih fokus pada tugas yang ada. Mereka bisa lebih komit pada tugas yang ada. Dalam jangka panjang, journaling ini bisa meningkatkan moral/semangat pekerja dan hubungannya dengan kolega. Sungguh menarik.

James Pennebaker, seorang psychologist dan penulis pernah melakukan kajian yang membuktikan adanya hubungan antara pemanfaatan directed journal writing dengan penyembuhan trauma. Kajiannya menegaskan adanya peningkatan yang bermakna termasuk berkurangnya kecemasan (anxiety) dan juga penyakit fisik pada individu yang memanfaatkan journaling sebagai alat katarsis dan pengembangan diri. Terkait dengan aktivitas pembelajaran, saya pribadi melihat bahwa journaling adalah salah satu alat yang ampuh untuk mengakselerasi proses belajar kita. Tak berhenti pada aspek kognitif, journaling bahkan mampu mengantar individu untuk sampai pada penghayatan (aspek afektif). Ini yang kemudian meyakinkan saya untuk mengumandangkan tesis tentang manfaat journaling dalam pembelajaran pribadi para pekerja.

Saya beruntung, ketika kemudian saya menemukan pandangan yang menguatkan pengalaman saya di atas.

Vincent L. Cyboran, EdD pernah berujar sebagai berikut : ”Active reflection by employees, especially as practiced through journaling, has been shown to have a variety of positive outcomes, including improvements in learning, job performance, empowerment, and skill transfer from formal training sessions.”

Jelas dan tegas bahwa journaling (juga blogging dalam hal ini) bisa menjadi alat yang meningkatkan pembelajaran seseorang. Ia juga punya dampak positif terhadap kinerja, pemberdayaan, dan alih keahlian selepas dari ruang-ruang pelatihan (pengalaman sejenis inilah yang belakangan membuat saya lebih selektif ikut program pelatihan). Tentang ini, pada tulisan mendatang saya akan mengaitkan journaling dengan self directed learning.

Masih berhubungan dengan aktivitas pembelajaran, bertahun lalu saya pernah mempromosikan model coaching yang memanfaatkan blogging/journaling sebagai salah satu medianya (dan tampaknya masih butuh waktu menyadarkan banyak pihak untuk tak sekadar puas dengan kegiatan pembelajaran yang selama ini mereka tahu). Tentang journal coaching ini, saya sepakat dengan pendapat yang menyebut journal coaching sebagai metode yang memanfaatkan daya ubah kegiatan menulis (transformative power of writing) untuk membantu individu tak saja berhenti di tataran ide. Coaching memang membantu orang untuk bergerak dari ide ke tindakan.

Selain pemanfaatan journaling untuk pembelajaran dalam dunia kerja, maka perlu kita ingat pula bahwa salah satu hal yang penting dalam dunia kerja adalah cerita seputar karier. Dan, journaling/blogging bisa juga dirancang untuk tema ini. Maka muncullah Career Journal atau career blog.

Sama seperti saat saya me-review banyak target dan prioritas yang ada, maka dalam jurnal atau blog kita bisa amat leluasa memikirkan banyak hal seputar masa depan karier kita. Dalam tulisannya, Randall S. Hansen, Ph.D beruja bahwa memanfaatkan career journal memungkinkan Anda untuk memikirkan dengan seksama situasi karier Anda, termasuk di dalamnya Anda juga bisa melakukan brainstorming untuk menggali ide seputar karier. Saat menghadapi interview pekerjaan, ada baiknya Anda memanfaatkan career journal untuk menggali pendekatan yang lebih tepat. Anda juga bisa belajar dari pengalaman sebelumnya, lalu mencari solusi terbaik untuk melakukan perbaikan pada kesempatan yang kini di depan mata. Sekali lagi, journaling dan tentu juga blogging bisa menjadi alat untuk mengekspresikan emosi seputar masalah karier Anda.

Masih menurut Randall S. Hansen, career journal adalah alat yang bisa kita gunakan untuk mengelola karier kita. Ada banyak yang bisa dilakukan dalam career journal. Berikut adalah sebagian di antaranya:

Career journal menjadi alat untuk melakukan analisis terhadap situasi yang ada.
Career journal jadi alat saat melakukan brainstorming seputar masa depan karier.
Career journal menjadi tempat untuk menetapkan target atau aktivitas seputar karier.
Developing action plans to achieve your objectives and tasks.
Career journal sebagai alat untuk melakukan monitoring/tracking terhadap soal seputar karier.
Career journal juga bisa jadi alat untuk berlatih melakukan interview pekerjaan.
Career journal bisa menjadi tempat untuk catatan seputar data salary survey dan sejenisnya.

Saya sendiri pernah membahas mendalam bagaimana respon saya saat diwawancara. Saya belajar memetakan kekurangan yang ada. Dalam tulisan saya seputar karier saya juga jadi semakin sadar akan prioritas dan target karier saya. Saya lebih paham bagaimana membangun keseimbangan dalam banyak aspek kehidupan saya, dan tak semata menempatkan karier sebagai prioritas paling atas. Sungguh, saya juga merasakan manfaat saat membahas soal karier dalam jurnal pribadi saya.

Lepas dari pengalaman pribadi di atas , saya juga sepakat bahwa uraian di atas masih sangat ringkas dan belum mendalam. Saya yakin masih ada banyak ruang untuk pemanfaatan yang lainnya, yang sebagaimana jenis journal lainnya belum saya ungkap dengan gamblang pada tulisan ini. Sebagaimana saya sampaikan di muka tulisan ini memang masih sebuah pengantar umum tentang pemanfaatan blogging/journaling dalam dunia kerja.

Pada tulisan-tulisan akan datang, saya akan coba dalami tiap segi dari uraian umum tulisan ini. Jadi sambil menunggu tulisan mendatang, ayo mulai tulisi blog dan jurnal Anda sekarang. Dan sambil membayangkan Anda yang mulai asyik menulis, saya pun akan terus mengkampanyekan slogan: One Employee One Blog![adjie]

* Adjie adalah praktisi pengembangan SDM. Pernah bekerja di perusahaan tambang emas raksasa berpusat di USA. Sekarang bekerja di perusahaan bahan kimia yang berpusat di Jerman. Lebih dari 10 tahun memfasilitasi beberapa program pelatihan. Coretannya yang lain bisa dilihat di www.resilientindonesia.com ; ia juga bisa dihubungi di adjie@resilientindonesia.com.

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman