Kamis, 17 Februari 2011

Demo Anti Pemerintah di Bahrain

 anti pemerintah juga terjadi di negara pulau di Teluk Persia, Bahrain. Mereka menuntut PM Khalifa bin Sulman al-Khalifa yang berkuasa sejak 16 Desember 1971 mundur dari jabatannya.

GB
Massa anti pemerintah menggelar aksi di Pearl Square, Manama, Bahrain. AFP/Joseph Eid.
GB
Demonstran yang merupakan kaum muda Syiah ini melancarkan protes atas diskriminasi, pengangguran dan korupsi dan banyak kaum Syiah menyatakan konstitusi negeri mungil itu hanya sedikit memperbaiki hidup mereka. Reuters/Hamad I Mohammed.

GB
Sejumlah orang terluka dan 3 orang telah tewas akibat unjuk rasa menentang pemerintah ini. AFP/Joseph Eid.

GB
Sementara itu massa dari kaum Sunni yang pro pemerintah juga berdemo di Riffa. Reuters/Hamad I Mohammed.



sumber :http://foto.detik.com/readfoto/2011/02/17/114150/1572731/157/1/demo-anti-pemerintah-di-bahrain


 klikunic.com

JK Bagikan Stiker Keselamatan Berkendara

MI menggelar kampanye pentingnya prosedur keselamatan di jalan raya bagi pengguna jalan di Bundaran HI, Jakarta, Kamis (17/2). Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (JK) turut membagikan stiker keselamatan berkendara.

GB
JK membagikan stiker keselamatan berkendara.

GB
JK juga berpesan kepada para pengendara agar jangan SMS sambil menyetir.
GB
Aksi ini diikuti ratusan orang.
GB
Relawan PMI juga membentangkan spanduk bertuliskan "SMS + nyetir = maut"




sumber :http://foto.detik.com/readfoto/2011/02/17/103812/1572664/157/1/jk-bagikan-stiker-keselamatan-berkendara


 klikunic.com

Jalan Prof Dr Satrio Mengular


mbangunan fly over di Jalan Prof Dr Satrio, Casablanca membuat ruas jalan yang sehari-harinya macet menjadi bertambah macet. Ruas jalan pun makin sempit, Kamis (17/2).

GB
Kendaraan mengular di Jalan Prof Dr Satrio.
GB
Kendaraan hanya mampu melaju sekitar 10 km/jam.
GB
Salah satu penyebab kemacetan adalah penyempitan jalan akibat adanya proyek ini.


GB
Fly over ini akan menghubungkan Tanah Abang, Jakarta Pusat hingga Pondok Kopi, Jakarta Timur sepanjang 5 km.



sumber :http://foto.detik.com/readfoto/2011/02/17/130700/1572857/157/1/jalan-prof-dr-satrio-mengular




 


 klikunic.com

Buncit Raya Jadi Jalur Neraka

dah 2 hari ini kemacetan parah terjadi di Jalan Buncit Raya yang menuju Mampang, Jakarta Selatan. Volume kendaraan yang di luar batas muat jalan diduga menjadi penyebab kemacetan, Jumat (18/2).
GB
GB
Lalu lintas di Jalan Buncit Raya yang menuju Mampang mengular sejak pagi tadi.

GB
Kendaraan sudah mulai mengular sejak sebelum perempatan Republika.

GB
Beberapa warga membawa bambu dan melawan arus semakin membuat lalu lintas semeraut.


GB
Pusing dengan antrean yang mengular panjang, seorang pemotor nekat menerobos jalur TransJakarta.

GB
Kendaraan roda 4 dan roda 2 hanya bisa bergerak perlahan.

GB
Sementara itu arus lalu lintas menuju Ragunan sedikit lancar, meski ada penumpukan mejelang perempatan Republika.





sumber :http://foto.detik.com/readfoto/2011/02/18/092641/1573414/157/1/buncit-raya-jadi-jalur-neraka




 klikunic.com

Mobil Tercepat di Lapisan Es

rodusen mobil Bentley menari di atas es. Pabrikan mobil ini baru saja merayakan keberhasilan mereka memecahkan rekor mobil tercepat yang berlari di atas es dengan catatan waktu 330,7 km per jam.

GB
Rekor yang dibukukan Bentley ini dicetak dengan menggunakan mobil Continental SuperSports Convertible yang dikemudikan juara dunia reli empat kali Juha Kankkunen di perairan beku Laut Baltik. (Bentley)
GB
Mobil ini mencatatkan waktu 330,7 km per jam. (Bentley)
GB
Bentley Continental SuperSports Convertible yang mencetak rekor kecepatan di es ini sendiri dibekali berbagai piranti pendukung mulai dari spoiler yang memberi kestabilan dan aerodinamika ekstra, ban khusus musim dingin dari Pirelli berukuran 20 inchi hingga parasut yang berguna untuk menghentikan laju kendaraan. (Bentley)
GB
Mobil yang meminum bahan bakar bioetanol E85 ini mencatatkan prestasi pada trek sepanjang 16,5 km yang memiliki lapisan es setebal 70 cm di lepas pantai Finlandia. (Bentley)
GB
Mobil ini akan memulai debutnya di Geneva Motor Show bulan Maret nanti dengan nama Continental SuperSports Plus. (Bentley)



sumber :http://foto.detik.com/readfoto/2011/02/17/115525/1572745/647/1/mobil-tercepat-di-lapisan-es
klikunic.com

Kapal Wisata Tenggelam, 12 Orang Tewas

buah kapal wisata tenggelam di kawasan wisata Halong Bay, Vietnam, Kamis (17/2). 12 Orang tewas, termasuk turis asing.

GB
Kapal Truong Hai 06 yang tenggelam di Halong Bay, terletak 200 km tenggara Hanoi. Reuters/Stringer.
GB
Kapal tersebut memuat 20 turis mancanegara, 6 kru dan seorang pemandu wisata. Para turis mancanegara itu berasal dari Australia, Prancis, Italia, Jepang, Swiss, Swedia dan Amerika Serikat (AS). Reuters/Stringer.
GB
Petugas penyelamat mencari korban yang tenggelam. Cuaca saat kapal berlayar saat itu cerah dan penyebab kapal tenggelam belum diketahui. Reuters/Stringer.
GB
Mayat salah satu korban tewas dievakuasi. Reuters/Stringer.

GB
12 Orang tewas dalam kecelakaan ini, termasuk turis asing. AFP/Vietnam News Agency.



sumber :http://foto.detik.com/readfoto/2011/02/18/103148/1573484/157/1/kapal-wisata-tenggelam-12-orang-tewas



 klikunic.com

Alat Untuk Membuat Hidung Lebih Mancung. cc @sule_prikitw



Wah, kabar baik bagi anda yang punya hidung mancung ke dalam karena ada cara yang lebih murah dibandingkan harus melakukan operasi plastik.

Beauty Lift High Nose adalah sebuah alat yang katanya bisa membuat hidung anda menjadi mancung dengan bantuan tambahan berupa alat getar (vibrator) di dalamnya.

Tidak ada keterangan seberapa mancung hidung anda tetapi dengan harga US$ 83 (sekitar Rp. 800.000) sepertinya layak dicoba karena pastinya lebih murah dibandingkan operasi plastik.




sumber :http://www.apabae.co.cc/2011/02/ini-dia-alat-untuk-membuat-hidung-lebih.html
klikunic.com

Nurdin Halid Tahan SK WNI Kim Kurniawan, Pelatih Timo Lapor ke Presiden SBY

latih Persema Malang, Timo Scheunemann siap melaporkan ketua umum PSSI, Nurdin Halid kepada Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono atas tudingan telah sengaja menahan SK WNI pemainnya, Kim Jeffery Kurniawan.

Hal tersebut disampaikan oleh Timo melalui tulisan di akun Twitter-nya, @coachtimo pada hari Selasa (16/2/2011).
“Saya masih lemas, Irfan bisa main 1 babak, Kim dan Saya ketemu SBY Senin, Sekalian saya lapor soal SK WNI Kim yg ditahan NH,” tulis Timo yang beberapa waktu lalu diberitakan masuk rumah sakit karena menderita demam tinggi.
Kim dikabarkan sudah resmi menjadi WNI sejak 6 Desember 2010 silam. Awalnya, dia merupakan bagian dari proyek Naturalisasi pemain PSSI. Namun seiring waktu berjalan, pemain 20 tahun justru mengikuti jejak Irfan Bachdim tampil di Liga Primer Indonesia (LPI) yang dianggap PSSI kompetisi ilegal.
Timo kemudian menjelaskan bahwa sebelumnya SK WNI tersebut sudah berada di tangan Badan Tim Nasional (BTN), lalu diserahkan kepada Nurdin Halid untuk kemudian diberikan kepada Kim langsung. Sayang, hingga kini yang bersangkutan belum menerimanya.
“SK WNI Kim kabarnya dikasih BTN ke NH untuk diserahkan ke Kim tapi keburu Kim ke LPI…anyway, ini sudah melanggar HAM. Kasihan Kim,” tulis Timo lagi.




sumber :http://aksibintang.com/02/nurdin-tahan-sk-wni-kim-timo-lapor-ke-sby
 klikunic.com

Aneh dan Unik!! Warnet yang Mirip Pasar Malam, Rame Banget Gaaan!!

 weleh.. kalo punya warnet dengan pengunjung bejubel kaya pasar malam begini enak banget ya gaaan.. asal jangan jadi pekerja disana.. hehehe.. gile tuh warnet ampe operator nya aja tidur… males kali ya ngeliat yang main rame… kalo gw jadi operator nya mending gw pulang tidur az daripada mahal beli obat pusing… jaganya pas gajian aja jadi langsung gajian gitu, gw kasih paket, paketnya paket bunuh diri… wkwkwkwkkkkk





sumber :http://manajubelz.blogspot.com/2010/12/warnet-yang-paling-tidak-masuk-akal.html

 klikunic.com

Bedah Buku Dosa Dosa Nurdin Halid di Solo

tua Umum PSSI saat ini, Nurdin Halid dinilai gagal total dalam membina dan mengembangkan pesepakbolaan nasional. Semua kegagalan Nurdin tersebut dirangkum secara komprehensif dalam acara bedah buku ‘Dosa – Dosa’ Nurdin Halid di Gedung Galangpress Center, Jl Mawar Tengah 72 Baciro Yogyakarta.

Erwiyantoro, sang penulis buku, memaparkan secara lengkap alasan kenapa Nurdin Halid disebut gagal di PSSI. “Saya menilai Nurdin Halid gagal dalam semua hal, terkait dengan kepemimpinannya di PSSI,” ungkap Erwiyantoro,yang juga jurnalis senior olahraga.
Adapun Ketua Umum Persis Solo, FX Hady Rudyatmo menilai dosa terbesar Nurdin Halid adalah membunuh roh PSSI. “Selama ini pengurus cabang (pengcab) kurang dianggap di dalam kepengurusan PSSI,” katanya, Rabu (16/2/2011). Ia mengatakan, Solo sebagai tempat lahirnya PSSI juga kurang mendapat perhatian dari PSSI. Wakil Walikota Solo itupun menuding Nurdin tak paham soal organisasi.
Hadir dalam acara itu Direktur Pusat Kajian Antikorupsi UGM Yogyakarta, Zainal Arifin, pengacara senior Galangpress, Jeremias Lemek, dan juga penulis buku Nurdin Halid, Erwiyantoro. Keempat tokoh tersebut membahas fakta-fakta kejanggalan perbuatan Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid.

Menurut statuta FIFA, seorang yang telah divonis pengadilan dan pernah dipenjara, maka tidak boleh memimpin sebuah organisasi di bawah FIFA. Hal tersebut disampaikan Ketua Pengurus PSSI Cabang Solo FX Hady Rudyatmo seharusnya menjadi meredam ambisi Nurdin Halid untuk kembali memimpin PSSI lagi.
“Kan ada di statuta FIFA jelas diatur, kalau seorang narapidana tak boleh memimpin sebuah orgaisasi,” katanya dalam diskusi buku Dosa-dosa Nurdin Halid, di Penerbit Galangpress Yogyakarta, Rabu (16/2/2011).
Pernyataan ini disampaikan menyangkut ambisi Nurdin Halid yang ingin tetap menjadi orang nomor satu di PSSI. Rencananya, pada 19 Februari nanti rencananya akan ada verifikasi terhadap calon Ketua Umum PSSI periode mendatang. “Verifikasi dari FIFA tidak main-main. Harusnya Nurdin sudah lengser, kalau aturan FIFA tentang seorang yang terkena vonis tak boleh lagi memimpin organisasi berjalan,” paparnya.
Meski demikian, Rudy menyayangkan dunia sepakbola tanah air yang sampai saat ini masih disusupi oleh kepentingan politik sejumlah pihak yang sama sekali tidak mengerti sepak bola. “Sepak bola tidak tahu menahu soal poliik, tapi sekarang ini politik sangat paham tentang sepak bola,” terangnya.
Seharusnya, tambah Rudy, PSSI berjuang semata untuk sepak bola tanah air. Bukan untuk kepentingan segelintir pihak, yang malah merugikan persebakbolaan Indonesia. “Dari pertama didirikan oleh founding father kita Bung Karno, PSSI adalah media pemersatu bangsa,” tegasnya dengan nada kecewa.

Penulis buku Dosa-dosa Nurdin Halid yakni Erwiyantoro menyatakan, Nurdin Halid harusnya bersedia turun. Alasannya, selama selama kepemimpinannya, PSSI tidak menunjukan prestasi dan perkembangan yang berarti.
“Dari 2003 sampai sekarang, Nurdin gagal memimpin PSSI dari sisi organisasi, prestasi dan pembinaan. Dari segala hal galal. Makanya harusnya Nurdin legowo (bersedia, red) turun, karena memang sudah saatnya turun,” jelasnya dalam diskusi buku Dosa-dosa Nurdin Halid, di Penerbit Galangpress Yogyakarta, Rabu (16/2/2011
Menurut Toro, sapaan akrabnya, selama delapan tahun menjadi Ketua Umum PSSI, Nurdin memang telah berhasil membangun sebuah kerajaan besar bertopengkan sepakbola. Dengan posisinya sebagai penguasa, bisa dibilang tak seorangpun mampu menyentuhnya, bahkan presiden sekalipun.
“Selama delapan tahun di PSSI, Nurdin telah menciptakan kartel dan kerajaan sepak bola yang tak bisa disentuh oleh siapapun, termasuk presiden,” ujarnya. Sayangnya, berdasarkan aturan FIFA menyebutkan bahwa tak ada pihak manapun dalam sebuah negara yang diperkenankan mencampuri urusan rumah tangga organisasi sepak bola sebuah negara, yang dalam hal ini adalah PSSI.





sumber :http://www.tribunnews.com/2011/02/16/dosa-nurdin-halid-ke-pssi-terangkum-sempurna-di-solo
 klikunic.com

Joey Suk Pemain Naturalisasi Timnas Jadi Rebutan Munchen dan Fenerbahce <p>Your browser does not support iframes.</p>


iga Bule Keturunan Masih Menunggu Paspor Indonesia, Jelang dua laga Pra-Olimpiade menghadapi Turkmenistan pada 23 Februari dan 9 Maret 2011 mendatang, tiga nama pemain bule keturunan kini sedang menunggu keluarnya paspor baru mereka sebagai syarat mutlak menjadi warga negara Indonesia.

Tiga pemain keturunan asal Belanda, Diego Michiels, Ruben Wuarbanaran dan Joey Suk memang telah resmi masuk menjadi skuad timnas sebagai pemain asing yang dinaturalisasi. Nama mereka pun sudah diproses negara dan tinggal menunggu hasilnya.
Diego Michiels, Ruben Wuarbanaran dan Joey Suk sudah pasti menjadi bagian tim. Tiga pemain itu lagi diproses. Kemarin (Senin) sore Menpora juga sudah mengeluarkan rekomendasinya. Jadi tinggal tunggu paspor Indonesianya keluar,” ujar Deputi bidang teknik Badan Tim Nasional (BTN), Iman Arif kemarin sore.
Menurutnya, ketiga pemain tersebut memang belum bisa tampil saat Indonesia melawan Turkmenistan di laga pertama 23 Februari mendatang. Namun, untuk laga away mendatangi Turkmenistan 9 Maret nanti, ketiganya sudah bisa diturunkan.
“Nanti ke Turkmenistan di match kedua saya kira bisa. Saya usahakan urusan paspor bisa segera selesai sebelum itu. Saya usahakan sebelum tanggal 2 Maret paspornya sudah keluar. Kalau tidak cukup waktu, ya kita kan bisa gunakan mereka untuk Sea Games,” ujar Iman Arif.

Salah seorang pemain keturunan Belanda yang sedang dalam proses naturalisasi timnas, Joey Suk dikabarkan sedang diminati klub raksasa Jerman, Bayern Munchen dan klub Turki, Fenerbache.
Joey Suk yang merupakan gelandang utama tim kasta kedua liga Belanda (Eerste Divisie), Go Ahead Eagles tersebut sebelumnya telah memilih melepas lewarganegaraan Belanda dan sedang dalam proses mendapatkan paspor Indonesia.
“Dia kabarnya lagi diincar Bayern Munchen dan Fenerbahce. Kemungkinan besar dia dibiarkan bermain di Eropa. Saya kira tidak ada masalah dia bermain di mana. Begitu paspornya selesai dia bisa main kapan saja,” ujar Direktur bidang teknis Badn Tim Nasional (BTN), Iman Arif.
Menurut Iman Arif, Joey yang jadi andalan Go Ahead Eagles tersebut akan tetap berada di Belanda sampai jeda transfer bulan Juni nanti. Jadwal padat dan sulitnya memperoleh izin klub tersebut yang membuat BTN hingga kini belum bisa membawa Joey ke Indonesia.
“Dia pemain bagus. Itu juga yang membuat saya meyakinkan coach (Riedl) untuk memberikan kesempatan pada Joey. Saya kira secepatnya dia bisa ke sini. Setidaknya, bersama dua pemain keturunan lainnya dia bisa turun saat ke Tukmenistan nanti,” ujar Iman Arif.




sumber :http://unik13.info/2011/02/timnas-u-23-joey-suk-pemain-naturalisasi-timnas-jadi-rebutan-munchen-dan-fenerbahce/




 klikunic.com

Manusia Tanpa Tulang Bertahan Hidup Selama 25 tahun hanya diatas Tempat tidur

ultoni, pria 27 tahun dari Tegal, Jawa Tengah, Indonesia, menderita polio hampir 26 tahun sejak usia 13 bulan sampai sekarang. Tidak seperti remaja lain pada umumnya yang bisa berinteraksi dengan dunia luar, bergaul dengan teman-teman, dan merasa dunia pendidikan, dll, Sultoni hanya dapat berbaring di tempat tidur (papan kayu tanpa bantalan bantal atau kasur) ditemani sebuah radio kecil di sisinya.
Mengharukan!! Kisah Sultoni, Manusia Tak Bertulang sudah 25 Tahun Hidup di Tempat Tidur
Ketika Sultoni berusia 13 bulan, Rasito, ayahnya membawanya ke rumah sakit. Sultoni masih mampu berjalan sampai selang waktu yang cukup lama. Rasito berusaha untuk menyembuhkan anaknya dengan membawanya kembali ke rumah sakit yang sama, RS. Susilo, Slawi-Tegal. Menurut dokter anak yang memeriksa keadaannya, Sultoni mengalami gejala polio.

Tidak ada Akses Kesehatan bagi Orang Miskin Seperti Sultoni

Sertifikat yang menginformasikan mereka adalah keluarga miskin yang diterima oleh Rasito sudah cukup untuk membantu dia untuk mendapatkan bantuan kesehatan gratis, meskipun itu tidak sepenuhnya bebas, karena obat yang dibutuhkan oleh Sultoni tidak tersedia di rumah sakit dan mereka memaksa Rasito untuk membelinya di luar rumah sakit.
Mengharukan!! Kisah Sultoni, Manusia Tak Bertulang sudah 25 Tahun Hidup di Tempat Tidur
Sultoni awalnya ditempatkan di kamar tidur di rumah. Namun karena keluarga tidak tahan bau kotoran, keluarga menaruh Sultoni di dapur, di mana biasanya digunakan ibunya untuk memasak. Sekarang dapur menjadi kamar tidurnya juga. Setiap upaya-upaya telah dilakukan, namun Sultoni masih belum bisa berjalan hingga saat ini.

Potret Keluarga Sultoni
Ayah Sultoni, Rasito adalah lulusan sekolah dasar yang hanya bisa bekerja sebagai kuli di pasar dengan penghasilan rendah sekitar Rp. 12.000 per hari. Rasito akhirnya hanya bisa pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan untuk hidupnya dan anak-anak menderita. Pada tahun 1989, Rasito berusaha mengubah nasibnya dengan beralih pekerjaan sebagai tukang becak. Bahkan untuk becak saja ia harus membeli dengan kredit.



Mengharukan!! Kisah Sultoni, Manusia Tak Bertulang sudah 25 Tahun Hidup di Tempat Tidur
Bantuan Untuk Sultoni
Rasito memiliki empat anak termasuk Sultoni, Sandi, Bowo & Luki. Setelah memiliki 4 anak, istrinya meninggal. Sandi, anak kedua, tidak memiliki pekerjaan tetap sampai sekarang dan ia hanya bekerja sebagai salah satu buruh bangunan.

Kadang-kadang ia juga bekerja sebagai asisten sopir di satu perusahaan transportasi. Bowo, anak ketiga Rasito, dipercayakan kepada Panti Asuhan sejak sekolah dasar sampai sekarang karena kurangnya biaya untuk membesarkannya.

Nasib Bowo lebih beruntung dari saudara-saudaranya. Dia sekarang kuliah di Trans Jaya dibiayai oleh perusahaan Teh Botol Sosro sebanyak 50%, sedangkan sisanya 50% dibiayai oleh orang tua yang harus mencari utang di mana-mana untuk ongkos sekolah anak-nya.

Luki, anak terakhir yang dipercayakan kepada adiknya yaitu bibi Jamilah sejak usia 8 bulan sampai sekarang. Saat Luki duduk di kelas 6 SD. Keluarga Sultoni adalah potret kehidupan keluarga dalam keadaan kemiskinan. Mereka tidak dapat mengakses layanan pendidikan, kesehatan, dan terisolasi dari dunia luar.


Mengharukan!! Kisah Sultoni, Manusia Tak Bertulang sudah 25 Tahun Hidup di Tempat Tidur
Harap menyebarkan berita ini untuk membantu Sultoni menemukan kesembuhannya atau anda juga dapat berbagi dengan keluarga sultoni dengan langsung mendatangi kediamannya.




sumber :http://bacaananda.blogspot.com/2011/01/manusia-tanpa-tulang-bertahan-hidup.html




 klikunic.com

Wow! Harga Tanah di Jakarta Tembus Rp 60 Juta/Meter

http://images01.olx.co.id/ui/9/04/54/1287982409_131850054_3-Tanah-di-jual-Jakarta-1287982409.jpg



Kawasan SCBD (Foto: dok)
Jakarta - Rekor tertinggi harga tanah di Jakarta sampai saat ini tercatat tembus Rp 50-60 juta per meter persegi. Harga tanah semahal itu berlaku untuk kawasan CBD (Central Business Disctrict) Sudirman dan Thamrin, Segi Tiga Emas Jakarta (Ratu Plaza-Pancoran-Thamrin).

"Sekarang kalau kita patokan di segi tiga emas Jakarta, harga tanah paling mahal itu di SCBD, Sudirman itu sampai Rp 50-60 juta per meter, per hari ini," kata CEO Leads Property Hendra Hartono di Kuningan City, Jakarta, Kamis (17/2/2011).

Harga tanah di kawasan 'emas' tersebut memang terus melonjak. Hendra mengungkapkan, pada tahun 2005 harganya masih Rp 15-20 juta per meter persegi namun kini sudah mencapai 3 kali lipat. Sehingga ia menghitung jika dibagi rata-rata kenaikan harga tanah di kawasan itu mencapai 20% per tahun.


http://images04.olx.co.id/ui/6/51/78/1277747943_102364378_3-gonDUT-JUAL-TANAH-Jakarta-1277747943.jpg


Ia juga mencontohkan untuk kawasan Kuningan Jl. Rasuna Said, pada tahun 2007-2008 harga tanah masih sekitar Rp 15-16 juta per meter persegi, sedangkan per hari ini sudah mencapai Rp 30 juta per meter persegi.

"Ini karena keterbatasan lahan, karena sudah nggak ada lagi," katanya.

Hendra memastikan kenaikan harga tanah di kawasan-kawasan itu yaitu segi tiga emas bakal terus naik. Kenaikannya rata-rata sampai 20-30 % per tahun.



http://images03.olx.co.id/ui/6/75/19/1278189383_72146619_3-agent-PROPERTI-TANAH-Jakarta-1278189383.jpg
 klikunic.com

Spa Narapidana dan Sun Bed Ala Penjara Rusia untuk Meningkatkan Kesehatan Narapidana


 satu penjara paling terkenal di Rusia akan segera memasang ranjang matahari untuk meningkatkan kesehatan narapidana, plus mandi lumpur ala spa untuk memanjakan napi, demikian keterangan dari kepala sipir penjara.
“Kami mengembangkan layanan medis tambahan, dan ranjang matahari ini akan segera mulai dipasang,” tutur Kepala Rutan Butyrka Sergei Telyatnikov kepda stasiun radio negara, Vesti FM. Ranjang matahari atau sunbeds, menurut Telyatnikov akan digunakan untuk tujuan medis dan mulai dipasang pada akhir tahun ini, demikian lansir kantor berita RIA.
Awal tahun ini, Layanan Penjara mengakui bahwa hampir separuh narapidana Rusia menderita sakit, banyak yang terinfeksi virus HIV atau TBC. Pihak rutan sendiri menyalahkan situasi ini disebabkan karena peralatan medis yang ketinggalan jaman untuk pengobatan penyakit dan masalah kesehatan.
Telyatnikov berjanji para napi dapat memiliki akses ke sistem USG untuk memeriksa kesehatan mereka dan bahkan bisa memiliki fasilitas seperti mandi lumpur di masa mendatang. Dengan gaya benteng dari batu bata, rutan Butyrka dari abad ke-19 yang berlokasi di pusat Moskow telah mengeksekusi beberapa tokoh terkenal mulai dari penulis era Soviet Alexander Solzhenitsyn dan Isaak Babel hingga keponakan Adolf Hitler, Heinrich.
Sistem penjara Rusia yang sudah penuh sesak dan dikelola dengan jelek sekarang berada di bawah pengawasan yang semakin meningkat kematian setelah terbunuhnya pengacara terpidana Sergei Magnitsky di bulan November 2009. Ia dipercaya menghabiskan bulan-bulan terakhir hidupnya di Butyrka.
Kuasa hukum sang pengacara terpidana berusia 37 tahun, yang juga merupakan penasehat hukum untuk Hermitage, dana investasi ekuitas terbesar di Rusia, mengatakan bahwa kliennya ditahan secara ilegal da tidak diberikan perawatan medis yang memadai di penjara meskipun permohonan sudah diajukan berulang kali.
Dalam pengakuan yang tidak biasa, Layanan Penjara Federal mengatakan bertanggung jawab atas kematian Magnitsky. Sementara pendukung Magnitsky menyayangkan bahwa di rutan Butyrka tak memiliki fasilitas USG yang diperlukan saat sang pengacara menghabiskan hari-harinya dibalik jeruji penjara.
Telyatnikov menambahkan bahwa para napi nantinya akan diijinkan untuk menggunakan Skype, alternatif yang murah meriah melakukan panggilan video melalui internet, untuk menghubungi keluarga dan kerabat mereka.





sumber : astaga.com
 klikunic.com

Sejarah Terungkap, Adolf Hitler Meninggal di Indonesia?

dolf Hitler Meninggal di Indonesia?. wooooooowww!! Sosok dr. Poch yang Misterius. TEKA-TEKI kematian diktator Jerman Adolf Hitler, kembali jadi perbincangan hangat. Koran The Daily Telegraph pada 28 September 2009 menurunkan satu laporan, tengkorak yang selama ini diduga milik Hitler dan disimpan di Rusia ternyata, bukanlah tengkorak tokoh tersebut.

Dalam Program History Channel Documentary, koran yang terbit di Inggris itu menjelaskan, tengkorak tersebut merupakan tengkorak perempuan yang meninggal di bawah usia 40 tahun. Dengan informasi ini, semakin terbuka munculnya spekulasi seputar kematian tokoh Perang Dunia II tersebut. Selama ini, sebagian masyarakat dunia meyakini pemimpin Nazi (Nationalsozialismus) Jerman tersebut, tewas bunuh diri di salah satu bunker di Berlin pada 30 April 1945 bersama kekasihnya Eva Braun. Ketika itu usia Hitler 56 tahun.
Sebagian lagi beranggapan, Hitler berhasil melarikan diri bersama Eva Braun, kemudian menghabiskan masa tuanya di Brasil, Argentina, atau wilayah lainnya di Amerika Selatan. Masing-masing pihak mengemukakan berbagai argumen yang memperkuat dugaan mereka. Sejumlah dokumen diungkapkan dan para saksi pun berbicara.
Selain versi yang sudah lama dikenal dunia, terdapat versi Indonesia yang boleh jadi merupakan versi terbaru. Dalam versi itu dijelaskan tentang kemungkinan Hitler melarikan diri ke Indonesia dan meninggal di Surabaya. Dugaan ini didasarkan pada penuturan seorang dokter warga Bandung, Sosrohusodo.
Sosro adalah dokter lulusan Universitas Indonesia. Dia menuliskan pendapatnya pada satu artikel di Pikiran Rakyat pada 1983. Kemudian pada 1994 saya bertemu dengan Sosrohusodo. Hasil wawancara itu dimuat Pikiran Rakyat pada 24 Februari 1994 dalam bentuk artikel yang cukup panjang. Artikel itulah yang kemudian wara-wiri di dunia maya belakangan ini.
Pertemuan dengan Sosrohusodo ketika itu dilakukan atas permintaannya. “Saya ini sudah tua. Akan tetapi, saya masih memiliki satu beban besar yang hingga kini belum terungkap, yaitu mengenai diktator Jerman Adolf Hitler,” katanya, saat berbincang di rumahnya Jln. Setiabudhi seberang kampus UPI Bandung. Rumahnya tidak begitu besar, tetapi halamannya cukup luas. Raut gelisah terlihat di wajah Sosrohusodo.
Dia pun memperlihatkan setumpuk dokumen yang tampak lusuh. Diikat dengan beberapa belit benang. Antara lain berisi foto-foto lama, yang memperlihatkan seorang lelaki dan perempuan bule warga negara Jerman, paspor, dan buku harian dengan tulisan steno. Terdapat pula foto seorang wanita Sunda, yang disebutnya sebagai sumber amat penting dan memperkuat teorinya itu.
Lelaki dalam foto-foto itu bernama dr. Poch, pemimpin salah satu rumah sakit umum di Pulau Sumbawa Besar. Sosro sempat bertemu langsung beberapa kali dengan Poch, saat bertugas sebagai tenaga kesehatan di kapal Hope yang dijadikan rumah sakit pada 1960.
“Melalui perbincangan tentang masa lalunya dan ciri-ciri fisik, saya semakin yakin Poch bukan orang sembarangan. Saya curiga dialah Adolf Hitler yang misterius itu. Apalagi, dia ditemani seorang perempuan yang menurut saya wajahnya mirip Eva Braun, kekasihnya. Akan tetapi, keyakinan ini saya pendam sangat lama. Hingga saya selesai bertugas di kapal Hope, rasa penasaran itu belum terjawab,” kata pria kelahiran Gundih Jawa Tengah, yang saat itu berusia 63 tahun.

*Kaki Kiri dr. Poch tidak Normal
Keyakinan dan sekaligus rasa penasaran Sosrohusodo muncul kembali, setelah lebih dari dua puluh tahun kemudian dia menemukan informasi-informasi baru. Maka dia pun melakukan rekonstruksi pengalamannya, membuka kembali catatan-catatan, dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Sosro benar-benar tertantang untuk mengungkap misteri dr. Poch. Saat itu, dia memperlihatkan sejumlah tulisan yang dibuatnya seperti diktat.
Kaki yang Diseret
Dari perjumpaannya dengan Poch, Sosro mengetahui kaki kiri dokter tersebut tidak normal. Jika berjalan harus diseret. Sementara tangan kirinya selalu gemetar. Kumisnya dipotong pendek dan hanya tersisa di tengah. Persis seperti yang ditirukan komedian terkenal Charlie Chaplin. Tidak tersisa rambut di kepalanya alias plontos.
Jika benar Poch adalah Hitler, pada saat bertemu Sosro dia berusia 71 tahun. Sebab, Hitler lahir pada 1889. ”Saya kira usianya seperti itu, sesuai dengan penampilan fisiknya. Saya ingat betul kondisi fisiknya, karena bukan hanya sekali bertemu dengannya dan berbicara tentang hal itu,” kata Sosro.
Hal lain yang membuatnya heran, ternyata Poch tidak memiliki ijazah kedokteran, tidak memiliki lisensi apa pun di bidang kesehatan. Akan tetapi, ternyata dia bisa memimpin satu rumah sakit. Sehari-hari Poch sering membungkus tubuhnya dengan seragam putih, pakaian khas dunia kedokteran. Sebagai seorang dokter, Sosro pernah memancing Poch dengan percakapan soal kesehatan.
“Poch ternyata tidak menguasai dunia medis, saya tahu itu. Dari pembicaraannya, dia tidak mengerti soal kedokteran. Ini makin misterius saja. Lalu siapa yang mengangkatnya menjadi pemimpin rumah sakit tersebut. Tentu tidak sembarang orang bisa menjadi pimpinan salah satu lembaga penting seperti itu,” kata Sosro.
Pada satu kesempatan berkunjung ke kediaman Poch, banyak hal dikemukakan dokter tua tersebut yang justru memperkuat dugaan Sosro. Misalnya saat ditanya tentang pemerintahan Hitler, Poch secara terang-terangan memujinya. Dia juga menolak anggapan terjadinya pembantaian besar-besaran terhadap orang Yahudi di Kamp Auschwicz. Padahal, dalam sejarah dunia kamp yang satu ini merupakan cerita horor legendaris pada masa kejayaan Nazi.
Poch juga mengaku tidak tahu-menahu, ketika ditanya tentang kematian Adolf Hitler pada 1945 di Berlin. Dia hanya bercerita, keadaan saat itu benar-benar kacau-balau dan setiap orang berusaha untuk menyelamatkan diri. Poch seperti menghindar jika ditanya terlalu jauh soal sosok Hitler dan sepak terjang Nazi.
Hampir sepanjang perbincangan berlangsung, lelaki tua yang gemar memotret itu mengeluhkan tentang tangan kirinya yang gemetar. Sosro kemudian meminta izin untuk memeriksa saraf ulnarisnya. Ternyata tidak ada kelainan. Demikian pula dengan tenggorokannya sehat-sehat saja. Saat itu, Sosro menyimpulkan kemungkinan “Hitler” hanya menderita parkinson, berkaitan dengan usianya yang lanjut.
Lalu Sosro berasumsi, kemungkinan penyakit itu muncul karena trauma psikis. “Dugaan saya langsung diiyakan Poch. Saya kaget juga. Akan tetapi, ketika saya tanya lebih jauh sejak kapan penyakit itu menghinggapinya, Poch malah bertanya kepada istrinya dalam bahasa Jerman. “Ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan bahwa kau memukuli meja berkali-kali.” ujar istrinya seperti ditirukan Sosro.
Siapa Goebbels? Apakah yang dimaksud adalah Joseph Goebbels, wartawan yang banyak membantu gerakan Nazi dan kemudian menjadi Menteri Propaganda pada pemerintahan Hitler? “Tidak tahu keceplosan atau bagaimana, beberapa kali istrinya memanggil Poch dengan sebutan ‘Dolf’. Apakah ini merupakan kependekan dari ‘Adolf’ atau bukan, saya tidak begitu pasti. Namun, itulah yang saya dengar langsung,” katanya.
*Tulisan di Majalah “Zaman”
PERJUMPAAN Sosrohusodo dengan “Hitler” diwarnai berbagai kebetulan. Kebetulan pertama, ketika dia bertugas di Kapal Hope. Kebetulan kedua terjadi pada tahun 1981. Setelah lebih dari 21 tahun, pengalaman bertemu dengan Poch terekam dalam benaknya dan dicatat pada buku hariannya, seorang keponakannya datang berkunjung ke Bandung dan memperlihatkan mazalah Zaman edisi No. 15 Januari 1980.
Pada majalah tersebut terdapat sebuah artikel yang ditulis Heinz Linge, bekas orang dekat Hitler, berjudul “Cerita Nyata Hari Terakhir Seorang Diktator”. Tulisan tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria. Sambil memperlihatkan majalah Zaman, Sosro menerangkan, dalam tulisan itu Linge menceritakan tentang peristiwa bunuh diri Hitler dan Eva Braun. Kemudian menerangkan tentang kondisi fisik Hitler saat itu.
“Beberapa alinea dalam tulisan itu membuat jantung saya berdetak keras, seperti menyadarkan saya kembali. Sebab di situ ada ciri-ciri Hitler yang juga saya temukan pada diri si dokter tua Jerman. Apalagi setelah saya membaca buku biografi Hitler. Semuanya ada kesamaan,” ucap ayah empat anak ini.
Heinz Linge menulis, “Beberapa orang di Jerman mengetahui bahwa Führer sejak saat itu kalau berjalan maka dia menyeret kakinya, yaitu kaki kiri. Penglihatannya pun sudah mulai kurang terang serta rambutnya hampir sama sekali tidak tumbuh. Kemudian, ketika perang semakin menghebat dan Jerman mulai terdesak, Hitler mulai menderita penyakit kejang urat“.
Di samping itu, tangan kirinya pun mulai gemetar pada waktu kira-kira pertempuran di Stalingrad tidak membawa keberuntungan bagi tentara Jerman, dan ia mendapat kesukaran untuk mengatasi tangannya yang gemetar itu. Pada akhir artikel, Linge menulis, ”Tetapi aku bersyukur bahwa mayat dan kuburan Hitler tidak pernah ditemukan”.
SOSROHUSODO menemukan data menarik dalam buku harian berukuran saku milik Poch. Dalam buku lusuh tersebut ditemukan ratusan alamat orang asing yang tinggal di berbagai negara di dunia. Di berbagai halamannya terdapat coretan tangan yang sulit dibaca. Di bagian lainnya terdapat tulisan steno. Semuanya berbahasa Jerman.
“Lihat ini catatannya. Buku ini banyak berbicara dalam upaya pengungkapan sosok misterius Poch. Memang tidak mudah, tetapi saya tertantang. Mungkin ini hanya soal waktu,” kata Sosro sambil membuka halaman-halaman buku kecil itu.
Memang tidak ada identitas jelas pemilik buku itu. Hanya, ada beberapa kode terdiri atas angka-angka yang tidak jelas maknanya. Pada sampul depan bagian dalam, tertulis kode J.R. KePaD No. 35637 dan 35638, dengan masing-masing nomor ditandai lambang biologis laki-laki dan perempuan. “Ini memperkuat dugaan saya, buku itu milik kedua orang yang saya yakini sebagai Hitler dan Eva Braun. Mereka menutup identitasnya rapat-rapat, tetapi tetap ada celah yang menuntun pada kenyataan sebenarnya,” tuturnya.
Sementara nama-nama negara yang tertulis dalam buku itu antara lain Pakistan, Tibet, Argentina, Afrika Selatan, dan Italia. Di salah satu halamannya terdapat tulisan yang dalam bahasa Indonesia berarti “Organisasi Pelarian. Tuan Oppenheim pengganti Ny. Kruger. Roma Sardegna 79a/1. Ongkos-ongkos untuk perjalanan ke Amerika Selatan (Argentina)“.
Lalu, ada satu nama dalam buku saku tersebut yang sering disebut-sebut dalam sejarah pelarian orang-orang Nazi, yaitu Prof. Dr. Draganowitch, atau ditulis pula Draganovic. Di bawah nama Draganovic tertulis Delegation Argentina da Imigration Europa – Genua Val Albaro 38. Secara terpisah, di bawahnya lagi tertera tulisan Vatikan. Di halaman lain disebutkan, Draganovic Kroasia, Roma via Tomacelli 132.
Sosro kemudian memperlihatkan majalah Intisari terbitan Oktober 1983, yang memuat sosok Klaus Barbie alias Klaus Altmann, bekas anggota polisi rahasia Jerman zaman Nazi. Di situ tertulis satu alamat Val Albaro. Disebutkan pula bahwa Draganovic memang memiliki hubungan dekat dengan Vatikan Roma. Profesor inilah yang membantu pelarian Klaus Barbie dari Jerman ke Argentina. Pada 1983, Klaus diekstradisi dari Bolivia ke Prancis, negara yang menjatuhkan hukuman mati terhadapnya pada 1947.
“Masih banyak alamat dalam buku ini yang belum seluruhnya saya ketahui relevansinya dengan gerakan Nazi. Saya juga sangat berhati-hati tentang hal ini, sebab menyangkut negara-negara lain. Saya masih harus bekerja keras menemukan semuanya. Saya yakin kalau nama-nama yang tertera dalam buku kecil ini adalah para pelarian Nazi,” katanya.
*Rute Pelarian Hitler Dalam Tulisan Steno
SETELAH menerima buku catatan harian dr. Poch dari Ny. S, Sosrohusodo bingung ketika harus menerjemahkan bagian yang ditulis dengan huruf steno. Dia bertanya ke beberapa orang yang mengerti soal stenografi. Namun, mereka kurang paham karena model steno itu jarang dipakai pada masa sekarang.
“Akhirnya saya menyurati penerbit buku steno di Jerman, minta bantuan mereka. Selang beberapa waktu kemudian datang jawaban, steno yang contohnya saya kirimkan itu merupakan stenografi Jerman yang sudah ’kuno’. Namanya sistem Gabelsberger dan sudah lebih dari 60 tahun tidak dipakai lagi,” tutur Sosrohusodo.
Meski demikan, pihak penerbit berjanji akan mencarikan orang yang ahli steno Gabelsberger. Ternyata penerbit itu menepati janjinya, dengan mengirimkan terjemahan steno itu ke dalam bahasa Jerman. Lalu Sosro menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.
Judul catatan itu kurang lebih “Keterangan Singkat tentang Pengejaran Perorangan oleh Sekutu dan Penguasa Setempat pada Tahun 1946 di Salzburg“. Salzburg adalah nama kota di Austria. Di dalam catatan itu antara lain tertulis, “Kami berdua, istri saya dan saya, pada tahun 1945 di Salzburg“.
Memang tidak secara jelas diterangkan identitas “kami berdua” dalam catatan tersebut. Akan tetapi, yang jelas tersirat mereka berdua berada dalam ancaman. Antara lain dikejar-kejar oleh CIC (Dinas Rahasia AS). “Pokoknya catatan itu menggambarkan penderitaan orang yang diburu pihak keamanan,” tutur Sosrohusodo.
Selain itu, terdapat pula abjad yang ditulis dengan huruf besar secara mencolok. Kalau diurutkan, kemungkinan merupakan rute pelarian keduanya. Huruf-huruf itu adalah B, S, G, J, B, S, R. Menurut Sosro, cara menyingkat tulisan seperti itu merupakan kebiasaan Hitler dalam membuat catatan. ”Kebiasaan ini ditemukan pula dalam literatur lain yang saya baca,” ujarnya.
Lalu dia menerjemahkan dan mengaitkannya dengan kemungkinan rute pelarian Hitler. Kedua insan itu memulai pelariannya dari B yang berarti Berlin, lalu S (Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Beograd), S (Sarajevo), dan R (Roma). Roma, menurut dia, sebagai kota terakhir di Eropa yang menjadi tempat pelarian kedua orang itu. Setelah itu, mereka keluar dari benua tersebut menuju sebuah tempat bernama Pulau Sumbawa.
Sosro membacakan hasil terjemahan dari catatan harian itu, ”Pada hari pertama di bulan Desember, kami harus pergi ke R untuk menerima surat paspor yang kemudian berhasil membawa kami meninggalkan Eropa”. Keterangan ini sesuai dengan data pada paspor dr. Poch yang menyebutkan, paspor bernomor 2624/51 diberikan di Rom (tanpa huruf akhir a). Pada catatan buku itu nama Dragnovic dikaitkan dengan Roma.
Sosro kembali memperlihatkan majalah Zaman edisi 14 Mei 1984 ketika membahas tentang Berlin dan Salzburg. Menurut dia, sejarah mencatat peristiwa jatuhnya pesawat yang membawa surat-surat rahasia Hitler di sekitar Jerman Timur tahun 1945. Kenyataan ini menjadi petunjuk tentang rute pelarian mereka.
*Makam G.A. Poch di Ngagel Utara, Surabaya
Tentang pelarian Hitler, Sosrohusodo menyimpan kisah yang didengar dari masyarakat tempatnya bertugas di Sumbawa. Masyarakat di sana bercerita, pada suatu ketika mereka melihat munculnya kapal selam dari laut yang disusul dengan pendaratan sebuah wahana yang berbentuk bulat.
“Saya mendengar cerita ini dari mulut ke mulut. Saya jadi bertanya-tanya, apakah ini ada kaitan dengan kemungkinan larinya Hitler menggunakan kapal selam dari Eropa ke perairan Sumbawa? Tidak begitu jelas. Tapi juga bukan sesuatu yang tidak mungkin,” katanya.
Sosro sangat yakin, orang sebesar dan sepenting Hitler memiliki pengikut setia. Mustahil jika mereka tidak memiliki strategi penyelamatan atas pimpinan tertingginya. Apalagi kemudian diketahui beberapa dugaan terdahulu tentang akhir hidup Hitler, belum ada satu pun yang pasti.
“Jadi, bukan sesuatu yang tidak mungkin jika pengikutnya memilih Pulau Sumbawa di Indonesia. Sebab saat itu Indonesia boleh dibilang sebagai wilayah yang masih terbuka untuk dijadikan tempat persembunyian. Lokasi Pulau Sumbawa juga begitu jauh dari Benua Eropa,” ujarnya beralasan.
Sosro pun bercerita tentang pengakuan Nyonya S berkaitan dengan hal itu. Suatu hari suaminya mencukur kumisnya mirip dengan kumis Hitler, kemudian S mempertanyakan kemiripan kumisnya itu dengan kumis Hitler. Poch malah mengiyakan bahwa dirinya adalah Hitler. “Tapi jangan bilang sama siapa-siapa,” begitu Sosro mengutip ucapan Nyonya S.
Sosrohusodo mungkin termasuk orang yang teguh memegang amanah. Hal itu terbukti ketika dia menutup rapat-rapat kepanjangan nama Nyonya S. Dia hanya memberi pintu masuk menuju identitas lengkapnya dalam bentuk foto-foto dan nama tempat Babakan Ciamis.
Setidaknya terdapat dua foto yang menunjukkan hubungan suami istri antara Ny. S dan Poch. Foto yang dibuat di Sumbawa itu disebut Sosro sebagai foto saat keduanya melangsungkan pernikahan di pendopo kabupaten. Penggunaan pendopo sebagai tempat hajatan menunjukkan posisi Poch yang dihormati di kalangan masyarakat setempat.
Pada foto itu terlihat Poch sudah semakin tua, bersetelan jas yang agak kebesaran, kemeja putih berdasi, dan berkacamata. Sementara S mengenakan kebaya putih, berkain batik, dan sanggul beruntai bunga yang jatuh di dada kanannya. Tangan kanannya memegang kipas. Mereka diabadikan dalam posisi berdiri.
Sementara pada foto yang satu lagi, Poch dan S duduk di kursi. Sementara di belakang mereka berdiri tiga pria. Jika senyum tampak tersungging di bibir S, maka di kedua foto itu wajah Poch begitu dingin. Menjelang pernikahan itulah, kata Sosro, konon Poch pindah agama menjadi seorang Muslim. Dia berganti nama menjadi Djamaluddin. Kemudian mereka pindah ke Surabaya.
Namun nama barunya sebagai seorang mualaf itu tampaknya tidak digunakan. Hal itu bisa dilihat pada makam Poch di Pemakaman Umum Ngagel Utara, Jalan Bung Tomo, Surabaya. Pada batu nisannya tertulis nama G. A. Poch. Belakangan saya baru tahu G.A. adalah kependekan dari Georg (tanpa ”e”) Anton.





sumber :http://indobestseller.wordpress.com/2010/04/13/sejarah-terungkap-adolf-hitler-meninggal-di-indonesia/




  klikunic.com

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman